Jadi Parasite Sebenernya Film Apa?

by - June 30, 2019

"PARASITE BAGUS BANGEEET"

Begitu bunyi pesan WA dari teman saya beberapa waktu lalu. Saya diamkan pesan tersebut sambil menunggu info lanjutan tentang apa itu Parasite. Apakah itu nama tempat hiburan, hotel, restoran, atau apa? 

Selang beberapa menit, teman saya kemudian nyerocos panjang tentang Parasite dan beberapa kali melontarkan pujian bagi sutradara dan pemainnya. Oh jadi Parasite ini film Korea.
Foto: https://twitter.com/CBIpictures/

Saya awalnya tidak tertarik menonton Parasite. Melihat film ini dikategorikan sebagai thriller ditambah lagi posternya tampak seperti bukan film yang bahagia, niat menonton semakin surut meskipun sebenarnya penasaran juga. Kalau tidak diajak Ule nonton Sabtu malam lalu, saya mungkin akan nonton Parasite bajakan sendirian. 

Parasite dibuka dengan keseharian keluarga Kim yang tinggal di rumah sempit ujung gang. Meskipun hidupnya pas-pasan, tapi keluarga Kim gak pernah diceritakan mengeluh. Bisa dapet sinyal wifi dari tetangga aja mereka udah seneng banget. Meskipun mereka mesti nempelin hape deket banget ke plafon langit-langit rumah, atau buka WA di toilet.


Kondisi keluarga Kim mulai berubah ketika anak laki-lakinya mendapat pekerjaan sebagai guru les bahasa Inggris di keluarga Park. Dengan beberapa trik licik, semua anggota keluarga Kim berhasil dapat pekerjaan dan digaji dengan layak oleh keluarga Park. Awalnya aman-aman saja sampai suatu ketika si pembantu lama keluarga Park kembali ke rumah dan membongkar rahasia ruang bawah tanah rumah mantan majikannya tersebut.

Sepanjang film ada banyak dialog yang bikin tertawa, tapi itu gak berarti Parasite jadi film komedi. Malah hal-hal yang bikin ketawa di Parasite justru jadi jembatan buat berbelok jadi film thriller. Dan ketegangannya sungguh tidak bisa ditebak.

Kejutan yang dihadirkan bukan hanya muncul untuk kepentingan cerita tapi juga mampu mengubah kesan saya pada masing-masing tokoh. Situasi semacam ini yang membuat Parasite berhasil mengaduk emosi penonton dan mungkin membuatmu keluar dari bioskop dengan perasaan yang tidak nyaman.

Yang saya suka dari Parasite, semua karakter punya tugas yang sama dalam menghidupkan cerita. Bahkan tokoh yang muncul hanya sekelebat atau yang selama film ditampilkan hanya lari-lari, menggambar dan bersikap aneh pun ikut memegang peran penting dalam keutuhan cerita.

Tambahan lagi, DoP atau sinematografernya juga sangat lihai dalam menggambarkan kesenjangan   dua keluarga. Adegan favorit saya adalah ketika anak perempuan keluarga Kim harus menghadapi banjir yang meluap di rumah mereka. Miris sekali.

Parasite memang bukan feel good movie, tapi sebaiknya kamu sempatkan untuk nonton film ini. Parasite adalah tipe film yang akan terus menempel di kepala dan sesekali muncul di ingatan ketika kamu sedang di jalan sendirian, atau ketika pikiran di awang-awang. Parasite adalah film yang akan menahanmu tertawa terlalu riang sekaligus mengajakmu menertawakan hidup saat kamu merasa berada di titik terendah.

Ada yang menyebut genre Parasite ini tragicomedy. Mungkin tepat, mungkin juga tidak. Tapi memang, film ini lebih banyak menyisakan getir daripada lelucon. Saya jadi paham kenapa teman saya memuji-muji Parasite dengan huruf kapital semua. 

You May Also Like

0 comments

Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Jadi Parasite Sebenernya Film Apa?

"PARASITE BAGUS BANGEEET"

Begitu bunyi pesan WA dari teman saya beberapa waktu lalu. Saya diamkan pesan tersebut sambil menunggu info lanjutan tentang apa itu Parasite. Apakah itu nama tempat hiburan, hotel, restoran, atau apa? 

Selang beberapa menit, teman saya kemudian nyerocos panjang tentang Parasite dan beberapa kali melontarkan pujian bagi sutradara dan pemainnya. Oh jadi Parasite ini film Korea.
Foto: https://twitter.com/CBIpictures/

Saya awalnya tidak tertarik menonton Parasite. Melihat film ini dikategorikan sebagai thriller ditambah lagi posternya tampak seperti bukan film yang bahagia, niat menonton semakin surut meskipun sebenarnya penasaran juga. Kalau tidak diajak Ule nonton Sabtu malam lalu, saya mungkin akan nonton Parasite bajakan sendirian. 

Parasite dibuka dengan keseharian keluarga Kim yang tinggal di rumah sempit ujung gang. Meskipun hidupnya pas-pasan, tapi keluarga Kim gak pernah diceritakan mengeluh. Bisa dapet sinyal wifi dari tetangga aja mereka udah seneng banget. Meskipun mereka mesti nempelin hape deket banget ke plafon langit-langit rumah, atau buka WA di toilet.


Kondisi keluarga Kim mulai berubah ketika anak laki-lakinya mendapat pekerjaan sebagai guru les bahasa Inggris di keluarga Park. Dengan beberapa trik licik, semua anggota keluarga Kim berhasil dapat pekerjaan dan digaji dengan layak oleh keluarga Park. Awalnya aman-aman saja sampai suatu ketika si pembantu lama keluarga Park kembali ke rumah dan membongkar rahasia ruang bawah tanah rumah mantan majikannya tersebut.

Sepanjang film ada banyak dialog yang bikin tertawa, tapi itu gak berarti Parasite jadi film komedi. Malah hal-hal yang bikin ketawa di Parasite justru jadi jembatan buat berbelok jadi film thriller. Dan ketegangannya sungguh tidak bisa ditebak.

Kejutan yang dihadirkan bukan hanya muncul untuk kepentingan cerita tapi juga mampu mengubah kesan saya pada masing-masing tokoh. Situasi semacam ini yang membuat Parasite berhasil mengaduk emosi penonton dan mungkin membuatmu keluar dari bioskop dengan perasaan yang tidak nyaman.

Yang saya suka dari Parasite, semua karakter punya tugas yang sama dalam menghidupkan cerita. Bahkan tokoh yang muncul hanya sekelebat atau yang selama film ditampilkan hanya lari-lari, menggambar dan bersikap aneh pun ikut memegang peran penting dalam keutuhan cerita.

Tambahan lagi, DoP atau sinematografernya juga sangat lihai dalam menggambarkan kesenjangan   dua keluarga. Adegan favorit saya adalah ketika anak perempuan keluarga Kim harus menghadapi banjir yang meluap di rumah mereka. Miris sekali.

Parasite memang bukan feel good movie, tapi sebaiknya kamu sempatkan untuk nonton film ini. Parasite adalah tipe film yang akan terus menempel di kepala dan sesekali muncul di ingatan ketika kamu sedang di jalan sendirian, atau ketika pikiran di awang-awang. Parasite adalah film yang akan menahanmu tertawa terlalu riang sekaligus mengajakmu menertawakan hidup saat kamu merasa berada di titik terendah.

Ada yang menyebut genre Parasite ini tragicomedy. Mungkin tepat, mungkin juga tidak. Tapi memang, film ini lebih banyak menyisakan getir daripada lelucon. Saya jadi paham kenapa teman saya memuji-muji Parasite dengan huruf kapital semua. 

No comments: