Head to Head: Cek Toko Sebelah vs Hangout

by - January 19, 2017


Rasanya memang sedikit terlambat ya baru sekarang nulis tentang Hangout atau Cek Toko Sebelah. Mengingat sudah lebih dari dua minggu kedua film ini tayang di bioskop. Keburu ilang dari peredaran bioskop, hehe. Maaf. Tapi kan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sebenernya draft postingan ini sudah mengendap lama, tapi selalu ada alasan untuk menyelesaikan tulisan yang lain.

Anyway, tulisan ini memang bermaksud membandingkan antara film Cek Toko Sebelah dan Hangout. Kenapa kok dibanding-bandingin, sementara sebagai manusia, kita pasti males kan kalo dibanding-bandingin 😜. Soalnya film ini punya banyak kesamaan. Pertama, tanggal rilis deketan cuma beda seminggu doang. Kedua, sutradaranya sama-sama berteman baik dan sama-sama komika. Ketiga, dua film ini sama-sama bikin aku gagal nonton filmnya di hari pertama tayang karena fans Ernest dan Dika buanyak buanget. Antrinya luar biasak. Kayaknya fansnya Dika sama Ernest udah nginep semalem sebelumnya di depan bioskop biar bisa dapet tiket. Jadi kayaknya bisa lah dua film ini dibikin head to headnya.

Hangout
Sutradara: Raditya Dika
Rumah Produksi: Rapi Films
Pemain: Raditya Dika, Prilly Latuconsina, Bayu Skak, Titi Kamal, Gading Marten, Soleh Solihun, Mathias Muchus, Dinda Kanyadewi, Surya Saputra


Foto: Twitter.com/HangoutFilm


Permis: 9 selebritis mendapat undangan misterius ke sebuah pulau lalu di sana mereka mati satu per satu. Mungkinkah pembunuh sebenarnya salah satu di antara mereka?.

Mungkin. Hahaha. Kok gini banget sih aku nulisnya. Yah maap. Abisnya logis aja lah kalau kematian itu pasti ada penyebabnya. Tinggal penyebabnya apa dan orang lain tahu apa enggak itu persoalan lain.

Hangout ini ceritanya semacam adaptasi dari novel misteri And Then There Were None - Agatha Christie. Saking populernya novel ini sampe-sampe lagu ini ada nursery rhymenya, Ten Little Indians. Ceritanya sama, sekumpulan orang lagi ngumpul di pulau, tapi akhirnya di sana justru mati satu persatu.

Ketegangan film Hangout dimulai dari kematian Mathias Muchus, yang seperti di trailernya, tewas mendadak setelah menyantap hidangan yang disajikan di pondok misterius. Trus seleb yang lainnya tewas dengan cara yang berbeda-beda. Kalau kamu sudah sering nonton atau baca adaptasi And Then There Were None, pasti mudah menemukan celah siapa pelaku dari kematian beruntun  ini. Bahkan sebenernya bisa ditebak dari uhm... sepertiga awal film, sebelum Mathias Muchus tewas. Nah lo.

Meskipun bisa ditebak, tapi Hangout masih tetap menarik untuk dinikmati sampai akhir. Ada sih beberapa bagian yang maksa dan bikin saya mikir "harus di bagian ini ya dibikin slapsticknya?" atau "harus gini nih lucu-lucuannya?". Tapi ya namanya aja film komedi. Sebagai film misteri, scoring dari film ini cukup berhasil meningkatkan ketegangan. Cuma kadang porsinya gak rata atau timingnya gak pas. Ada bagian yang kedodoran dan berasa kayak ini yang bikin serem scoringnya, bukan ceritanya.

Kalo soal akting, yang paling keren menurut saya adalah Surya Saputra dan Prilly Latuconsina. Yang paling biasa-biasa aja aktingnya adalah Raditya Dika. Terus terang saya bosan lihat peran-perannya gitu aja. Tapi sepertinya itu memang brandingnya dia. Dika di film, kalau sebagai Raditya Dika, akan jadi orang yang lugu dan plonga-plongo. Ini udah filmnya dia kesekian dan hampir semuanya sama. Coba lihat nanti deh di film terbarunya dia tahun ini kalo ga tahun depan, semoga treatmentnya beda.

Secara keseluruhan, Hangout menyenangkan untuk ditonton rame-rame. Lucu, misterius, dan menghibur. Skor 7/10.

Cek Toko Sebelah
Sutradara: Ernest Prakasa
Rumah Produksi: Starvision
Pemain: Ernest Prakasa, Chewkin Wah, Dion Wiyoko, Adinia Wirasti, Giselle Anastasia, Dodit Mulyanto, Arafah, Tora Sudiro


Foto: twitter.com/ctsmovie

Premis: Koh Afuk sakit-sakitan dan ingin mewariskan toko kepada anak bungsunya. Sementara si anak bungsu lebih memilih karir sebagai pegawai kantoran dan si sulung dipandang tidak mampu mengurus toko. Bagaimana nasib toko selanjutnya?.

Aku suka ide Ernest untuk mengangkat dinamika kehidupan di toko sembako sebagai tema film ini. Sebuah tema yang sangat bisa relate ke banyak orang. Belakangan saya baru tahu kalau Ernest dan Meira justru sempat tidak yakin tema ini akan cocok.

Sebagai sutradara, Ernest berhasil menghidupkan toko milik Koh Afuk bukan hanya penyambung cerita, tapi juga membuatnya benar-benar seperti keluarga. Interaksi antara karyawan toko yang sebagian besar adalah komika ini real banget. Ledek-ledekannya, sirik-sirikannya, berasa kayak mereka emang udah lama kerja di toko. Porsi bercandaannya pun pas, mereka ga cuma tampil sebagai figuran, tapi memang bagian penting dari komedi di film ini.

Untuk akting, menurutku yang paling keren adalah duet Adinia Wirasti dan Dion Wiyoko. Chemistry mereka bagus, dan pendalaman karakternya juga bagus. Asti sama Dion sampe punya panggilan sayang sendiri di dalam film, bener-bener kayak pasangan suami istri pada umumnya. Trus yang juga luar biasa adalah akting Chewkin Wah sebagai Koh Afuk. Asli bagus banget, natural. Justru akting Ernest yang agak kurang di sini. Padahal Ernest sudah sering main film lho, hehehe. There's still a room for improvement, semoga ke depannya dia makin bagus aktingnya dan cara penyutradaraannya karena Cek Toko Sebelah ini pembuktian kalau Ernest sudah sangat jauh lebih baik dari Ngenest.

Soundtrack juga ga kalah bagus. Ini kayaknya salah satu yang bikin betah nonton Cek Toko Sebelah. Duet The Overtunes dan GAC ini melebur sempurna di film ini. Lagu-lagu yang dipilih dan timing munculnya soundtrack ini ngebantu banget buat ngebangun film ini. Cek deh album soundtracknya, semuanya enak dan bagus-bagus.

Meskipun bagus, bukan berarti plot film ini sempurna. Aku malah agak keganggu dengan isu baru yang diselipkan menjelang penyelesaian masalah. Walaupun akhirnya bisa jadi jembatan ke solusi masalah, tapi rasanya tetep terlalu dipaksakan. 

Jadi kamu udah nonton Cek Toko Sebelah apa belum? Kalau belum, nonton ya.. Kalau udah, ayo ajakin yang belum nonton buat nonton, biar film ini bisa masuk 10 besar box office  film Indonesia, hehee.

Skor 8/10
(PS: Pastikan kamu nonton Behind The Scenenya. Gak kalah bikin ngakak!)

You May Also Like

2 comments

Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Head to Head: Cek Toko Sebelah vs Hangout


Rasanya memang sedikit terlambat ya baru sekarang nulis tentang Hangout atau Cek Toko Sebelah. Mengingat sudah lebih dari dua minggu kedua film ini tayang di bioskop. Keburu ilang dari peredaran bioskop, hehe. Maaf. Tapi kan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sebenernya draft postingan ini sudah mengendap lama, tapi selalu ada alasan untuk menyelesaikan tulisan yang lain.

Anyway, tulisan ini memang bermaksud membandingkan antara film Cek Toko Sebelah dan Hangout. Kenapa kok dibanding-bandingin, sementara sebagai manusia, kita pasti males kan kalo dibanding-bandingin 😜. Soalnya film ini punya banyak kesamaan. Pertama, tanggal rilis deketan cuma beda seminggu doang. Kedua, sutradaranya sama-sama berteman baik dan sama-sama komika. Ketiga, dua film ini sama-sama bikin aku gagal nonton filmnya di hari pertama tayang karena fans Ernest dan Dika buanyak buanget. Antrinya luar biasak. Kayaknya fansnya Dika sama Ernest udah nginep semalem sebelumnya di depan bioskop biar bisa dapet tiket. Jadi kayaknya bisa lah dua film ini dibikin head to headnya.

Hangout
Sutradara: Raditya Dika
Rumah Produksi: Rapi Films
Pemain: Raditya Dika, Prilly Latuconsina, Bayu Skak, Titi Kamal, Gading Marten, Soleh Solihun, Mathias Muchus, Dinda Kanyadewi, Surya Saputra


Foto: Twitter.com/HangoutFilm


Permis: 9 selebritis mendapat undangan misterius ke sebuah pulau lalu di sana mereka mati satu per satu. Mungkinkah pembunuh sebenarnya salah satu di antara mereka?.

Mungkin. Hahaha. Kok gini banget sih aku nulisnya. Yah maap. Abisnya logis aja lah kalau kematian itu pasti ada penyebabnya. Tinggal penyebabnya apa dan orang lain tahu apa enggak itu persoalan lain.

Hangout ini ceritanya semacam adaptasi dari novel misteri And Then There Were None - Agatha Christie. Saking populernya novel ini sampe-sampe lagu ini ada nursery rhymenya, Ten Little Indians. Ceritanya sama, sekumpulan orang lagi ngumpul di pulau, tapi akhirnya di sana justru mati satu persatu.

Ketegangan film Hangout dimulai dari kematian Mathias Muchus, yang seperti di trailernya, tewas mendadak setelah menyantap hidangan yang disajikan di pondok misterius. Trus seleb yang lainnya tewas dengan cara yang berbeda-beda. Kalau kamu sudah sering nonton atau baca adaptasi And Then There Were None, pasti mudah menemukan celah siapa pelaku dari kematian beruntun  ini. Bahkan sebenernya bisa ditebak dari uhm... sepertiga awal film, sebelum Mathias Muchus tewas. Nah lo.

Meskipun bisa ditebak, tapi Hangout masih tetap menarik untuk dinikmati sampai akhir. Ada sih beberapa bagian yang maksa dan bikin saya mikir "harus di bagian ini ya dibikin slapsticknya?" atau "harus gini nih lucu-lucuannya?". Tapi ya namanya aja film komedi. Sebagai film misteri, scoring dari film ini cukup berhasil meningkatkan ketegangan. Cuma kadang porsinya gak rata atau timingnya gak pas. Ada bagian yang kedodoran dan berasa kayak ini yang bikin serem scoringnya, bukan ceritanya.

Kalo soal akting, yang paling keren menurut saya adalah Surya Saputra dan Prilly Latuconsina. Yang paling biasa-biasa aja aktingnya adalah Raditya Dika. Terus terang saya bosan lihat peran-perannya gitu aja. Tapi sepertinya itu memang brandingnya dia. Dika di film, kalau sebagai Raditya Dika, akan jadi orang yang lugu dan plonga-plongo. Ini udah filmnya dia kesekian dan hampir semuanya sama. Coba lihat nanti deh di film terbarunya dia tahun ini kalo ga tahun depan, semoga treatmentnya beda.

Secara keseluruhan, Hangout menyenangkan untuk ditonton rame-rame. Lucu, misterius, dan menghibur. Skor 7/10.

Cek Toko Sebelah
Sutradara: Ernest Prakasa
Rumah Produksi: Starvision
Pemain: Ernest Prakasa, Chewkin Wah, Dion Wiyoko, Adinia Wirasti, Giselle Anastasia, Dodit Mulyanto, Arafah, Tora Sudiro


Foto: twitter.com/ctsmovie

Premis: Koh Afuk sakit-sakitan dan ingin mewariskan toko kepada anak bungsunya. Sementara si anak bungsu lebih memilih karir sebagai pegawai kantoran dan si sulung dipandang tidak mampu mengurus toko. Bagaimana nasib toko selanjutnya?.

Aku suka ide Ernest untuk mengangkat dinamika kehidupan di toko sembako sebagai tema film ini. Sebuah tema yang sangat bisa relate ke banyak orang. Belakangan saya baru tahu kalau Ernest dan Meira justru sempat tidak yakin tema ini akan cocok.

Sebagai sutradara, Ernest berhasil menghidupkan toko milik Koh Afuk bukan hanya penyambung cerita, tapi juga membuatnya benar-benar seperti keluarga. Interaksi antara karyawan toko yang sebagian besar adalah komika ini real banget. Ledek-ledekannya, sirik-sirikannya, berasa kayak mereka emang udah lama kerja di toko. Porsi bercandaannya pun pas, mereka ga cuma tampil sebagai figuran, tapi memang bagian penting dari komedi di film ini.

Untuk akting, menurutku yang paling keren adalah duet Adinia Wirasti dan Dion Wiyoko. Chemistry mereka bagus, dan pendalaman karakternya juga bagus. Asti sama Dion sampe punya panggilan sayang sendiri di dalam film, bener-bener kayak pasangan suami istri pada umumnya. Trus yang juga luar biasa adalah akting Chewkin Wah sebagai Koh Afuk. Asli bagus banget, natural. Justru akting Ernest yang agak kurang di sini. Padahal Ernest sudah sering main film lho, hehehe. There's still a room for improvement, semoga ke depannya dia makin bagus aktingnya dan cara penyutradaraannya karena Cek Toko Sebelah ini pembuktian kalau Ernest sudah sangat jauh lebih baik dari Ngenest.

Soundtrack juga ga kalah bagus. Ini kayaknya salah satu yang bikin betah nonton Cek Toko Sebelah. Duet The Overtunes dan GAC ini melebur sempurna di film ini. Lagu-lagu yang dipilih dan timing munculnya soundtrack ini ngebantu banget buat ngebangun film ini. Cek deh album soundtracknya, semuanya enak dan bagus-bagus.

Meskipun bagus, bukan berarti plot film ini sempurna. Aku malah agak keganggu dengan isu baru yang diselipkan menjelang penyelesaian masalah. Walaupun akhirnya bisa jadi jembatan ke solusi masalah, tapi rasanya tetep terlalu dipaksakan. 

Jadi kamu udah nonton Cek Toko Sebelah apa belum? Kalau belum, nonton ya.. Kalau udah, ayo ajakin yang belum nonton buat nonton, biar film ini bisa masuk 10 besar box office  film Indonesia, hehee.

Skor 8/10
(PS: Pastikan kamu nonton Behind The Scenenya. Gak kalah bikin ngakak!)

2 comments:

Unknown said...

check toko sebelah emang gokil banget sumpah wkwkwk

ratih adiwardhani said...

Iya banget, hahahaha :)))