August Rush, again..

by - August 02, 2009





Kemarin malam saya nonton August Rush di World Cinema, Metro TV. World Cinema ini memang salah satu acara favorit saya di Metro TV karena selalu nayangin film-film bagus yang biasanya jarang ditayangin. Sebelumnya di World Cinema ada Le Grand Voyage ama Kill Me.

Mari kita bahas filmnya:
August Rush bercerita tentang Evan Taylor, seorang anak kecil yang memiliki keahlian dalam bidang musik. Ibunya, Lyla Novacek, adalah seorang pemain cello, dan ayahnya, Louis Conelly, adalah seorang gitaris muda yang kharismatik. Kakeknya memisahkannya dari orangtuanya sejak lahir secara diam-diam. Ibunya baru tau Evan hidup setelah sebelas tahun kemudian, sementara ayahnya justru tidak tahu kalau ia punya anak. Lyla dan Louis sendiri berpisah keesokan harinya setelah mereka bertemu.

Sebelumnya Evan tidak pernah belajar bermain alat musik. Tetapi ketika ia bermain gitar dan piano untuk pertama kalinya, ia justru dapat memainkannya dengan teknik luar biasa. Keahliannya membuat seorang pekerja sosial, Terrence Howard, mengubah namanya menjadi August Rush, untuk mengambil keuntungan darinya.

Walaupun belum pernah bertemu dan melihat wajah orang tuanya, ia percaya bahwa orang tuanya mendengar nada-nada yang ia mainkan, dan suatu saat mereka pasti akan bertemu.

Menurut saya, film ini :
Mengharukan. Walaupun sebenarnya kurang dramatis.
Saya berharap ada adegan dimana ibu, ayah dan anak ini saling menemukan. Atau paling tidak, ayahnya tahu kalau ia punya anak, anaknya masih hidup, dan anak itu adalah pengamen jalanan yang pernah ia temui sebelumnya.

Beneran deh, kalo temen-temen nonton film ini, pasti sepakat kalo film ini seharusnya ga selesai secepat itu. Mungkin sengaja dibikin gitu biar pada gregetan kali ya, (kaya saya).. .

Soundtrack film ini diisi oleh Jonathan Rhys Meyers, Steve Erdody, Kaki King, John Legend, John Ondrasik, dan beberapa musisi lainnya. Sedangkan untuk scoring film, dipercayakan kepada Mark Mancina. Mantap.

Secara keseluruhan, walaupun ada beberapa konflik yang terasa tidak penting di film ini, film ini masih jadi salah satu favorit saya. Akting OK, cerita lumayan, scoring OK, soundtrack OK. 4/5.



You May Also Like

2 comments

Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

August Rush, again..





Kemarin malam saya nonton August Rush di World Cinema, Metro TV. World Cinema ini memang salah satu acara favorit saya di Metro TV karena selalu nayangin film-film bagus yang biasanya jarang ditayangin. Sebelumnya di World Cinema ada Le Grand Voyage ama Kill Me.

Mari kita bahas filmnya:
August Rush bercerita tentang Evan Taylor, seorang anak kecil yang memiliki keahlian dalam bidang musik. Ibunya, Lyla Novacek, adalah seorang pemain cello, dan ayahnya, Louis Conelly, adalah seorang gitaris muda yang kharismatik. Kakeknya memisahkannya dari orangtuanya sejak lahir secara diam-diam. Ibunya baru tau Evan hidup setelah sebelas tahun kemudian, sementara ayahnya justru tidak tahu kalau ia punya anak. Lyla dan Louis sendiri berpisah keesokan harinya setelah mereka bertemu.

Sebelumnya Evan tidak pernah belajar bermain alat musik. Tetapi ketika ia bermain gitar dan piano untuk pertama kalinya, ia justru dapat memainkannya dengan teknik luar biasa. Keahliannya membuat seorang pekerja sosial, Terrence Howard, mengubah namanya menjadi August Rush, untuk mengambil keuntungan darinya.

Walaupun belum pernah bertemu dan melihat wajah orang tuanya, ia percaya bahwa orang tuanya mendengar nada-nada yang ia mainkan, dan suatu saat mereka pasti akan bertemu.

Menurut saya, film ini :
Mengharukan. Walaupun sebenarnya kurang dramatis.
Saya berharap ada adegan dimana ibu, ayah dan anak ini saling menemukan. Atau paling tidak, ayahnya tahu kalau ia punya anak, anaknya masih hidup, dan anak itu adalah pengamen jalanan yang pernah ia temui sebelumnya.

Beneran deh, kalo temen-temen nonton film ini, pasti sepakat kalo film ini seharusnya ga selesai secepat itu. Mungkin sengaja dibikin gitu biar pada gregetan kali ya, (kaya saya).. .

Soundtrack film ini diisi oleh Jonathan Rhys Meyers, Steve Erdody, Kaki King, John Legend, John Ondrasik, dan beberapa musisi lainnya. Sedangkan untuk scoring film, dipercayakan kepada Mark Mancina. Mantap.

Secara keseluruhan, walaupun ada beberapa konflik yang terasa tidak penting di film ini, film ini masih jadi salah satu favorit saya. Akting OK, cerita lumayan, scoring OK, soundtrack OK. 4/5.



2 comments:

Herlina P Dewi said...

Metro TV world cinema emang mantabh, Le grand voyage, Life is beautiful, sampe august rush..!!

pelm2 yg inspiring & berkelas.. :)

ratih adiwardhani said...

manteb banget..

Life is Beautiful udah ya? yah,.. ga sempet nonton :(