Main-Main ke Kedai Sinau

by - December 05, 2011


Rabu kemarin (30/11) adalah kedua kalinya main ke Kedai Sinau. Pertama kali ke sini waktu pulang rapat bloggerngalam, sekalian nganterin Nana. Tadinya gak niat mampir, tapi karena udah di tkp dan emang udah lama pengen main ke sana jadinya ya mampir deh. Yang awalnya niatnya cuma sebentar, akhirnya malah lama karena muter-muter dari rak satu ke rak lainnya.

Kedai Sinau ini dulunya ada di deket rumah. Kalo nggak salah baru sekitar awal tahun ini pindah ke daerah Wilis. Dulu tempatnya kecil mungil, sekarang udah lebih gede, gabung sama Indonesian School Of Photography. Tau toko buku murah meriah di Wilis itu kan? Nah Kedai Sinau ini ada di seberangnya, belakangnya Toko Buku Dian Ilmu.

Seperti kata Mas Gum, buku-buku yang dijual di sini emang agak 'kiri'. Ada beberapa buku-buku dengan judul yang nggak mungkin terbit di masa Orde Baru. Di deretan buku sospol ada buku "Sejarah Alternatif Indonesia", di rak buku belakang kasir malah ada buku Antropologi Marx. Eh tapi buku-bukunya  Kedai Sinau nggak semuanya serius kok, novel-novel pop macam Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna juga ada. Buat anak desain, di sini juga banyak buku dan majalah referensi tentang desain. Kalo gak salah inget, kayaknya kebanyakan tentang desain grafis. Yang jelas, buku-buku di Kedai Sinau biasanya gak ada di toko buku gede.

Di rak bagian majalah malahan ada komik Gundala Putera Petir yang ternyata sampul baliknya ada komik gambar cewek montok, persis kaya lukisan di bak truk. Gak jauh dari rak ini ada juga DVD on sale yang sebagian besar DVD konser macam Radiohead, Oasis, dan musik-musik tahun 80-90an gitu. Kayaknya pengelolanya Kedai Sinau emang orang-orang angkatan 80-90an :D.

Di bagian tengah dan belakang ada meja-kursi buat ngopi-ngopi. Cocok nih kalo mau ngopi-ngopi lucu sambil diskusi mikirin invasi alien*. Udah gitu pilihan menunya banyak, murah, dan ada menu jamu, haha!. Harga minuman mulai dari Rp 3.500 - Rp 65.000 (Kopi Luwak). Kopi-kopi lokal kaya' Kopi Jawa, Papua, Bali, Toraja Aceh harganya mulai dari Rp 7.000. Tapi aku lupa tanya, ada Kopi Sido Mulio/Sido Mukti, kopi legendaris Malang itu atau enggak.

Namanya aja toko buku, tentu saja yang dibeli adalah buku. Udah ngincer 3 buku: Seno Gumira Ajidarma - Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta, Raden Saleh; Anak Belanda Mooi Indie & Nasionalisme, dan satu buku agenda lucu yang covernya beludru item. Dari tiga buku itu, yang buku agenda belum jadi kebeli gara-gara buku diary di rumah stok halamannya masih banyak. Cuman memang bukunya lucu sih, bikin semangat nulis :D. Kemarin  akhirnya beli yang Raden Saleh. Thanks to Nana, karena sebenernya ada temennya yang juga mau beli buku ini tapi karena keburu 'diselamatkan'  jadinya buku ini jatuh ke tangan saya, hehe..

Oiya, yang lucu lagi dari Kedai Sinau, di sini 'kreseknya' diganti sama tas kertas koran. Waktu saya ke sana, stok tas kertasnya lagi habis jadi nungguin Mas kasirnya bikin tasnya dulu. Gak pake tas gpp sih sebenernya, cuma karena di sana kebetulan muterin Foo Fighters - Walking After You, jadi nunggu bentar gpplah. Dengan telaten Mas kasir yang manis ini bikin tas kertas dan hasilnya rapi lho..


Yang di pojok kiri bawah ini nih tas kertas korannya. Lucu ya? :D. Ya sudah gitu aja cerita main-main ke Kedai Sinau-nya. Kapan-kapan kalo jadi diskusi serius mbahas alien, piramida Garut dan mesin waktu di sini, akan saya ceritakeun. Dadaaah...

*kenapa alien? ya kenapa tidak?

You May Also Like

4 comments

Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Main-Main ke Kedai Sinau


Rabu kemarin (30/11) adalah kedua kalinya main ke Kedai Sinau. Pertama kali ke sini waktu pulang rapat bloggerngalam, sekalian nganterin Nana. Tadinya gak niat mampir, tapi karena udah di tkp dan emang udah lama pengen main ke sana jadinya ya mampir deh. Yang awalnya niatnya cuma sebentar, akhirnya malah lama karena muter-muter dari rak satu ke rak lainnya.

Kedai Sinau ini dulunya ada di deket rumah. Kalo nggak salah baru sekitar awal tahun ini pindah ke daerah Wilis. Dulu tempatnya kecil mungil, sekarang udah lebih gede, gabung sama Indonesian School Of Photography. Tau toko buku murah meriah di Wilis itu kan? Nah Kedai Sinau ini ada di seberangnya, belakangnya Toko Buku Dian Ilmu.

Seperti kata Mas Gum, buku-buku yang dijual di sini emang agak 'kiri'. Ada beberapa buku-buku dengan judul yang nggak mungkin terbit di masa Orde Baru. Di deretan buku sospol ada buku "Sejarah Alternatif Indonesia", di rak buku belakang kasir malah ada buku Antropologi Marx. Eh tapi buku-bukunya  Kedai Sinau nggak semuanya serius kok, novel-novel pop macam Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna juga ada. Buat anak desain, di sini juga banyak buku dan majalah referensi tentang desain. Kalo gak salah inget, kayaknya kebanyakan tentang desain grafis. Yang jelas, buku-buku di Kedai Sinau biasanya gak ada di toko buku gede.

Di rak bagian majalah malahan ada komik Gundala Putera Petir yang ternyata sampul baliknya ada komik gambar cewek montok, persis kaya lukisan di bak truk. Gak jauh dari rak ini ada juga DVD on sale yang sebagian besar DVD konser macam Radiohead, Oasis, dan musik-musik tahun 80-90an gitu. Kayaknya pengelolanya Kedai Sinau emang orang-orang angkatan 80-90an :D.

Di bagian tengah dan belakang ada meja-kursi buat ngopi-ngopi. Cocok nih kalo mau ngopi-ngopi lucu sambil diskusi mikirin invasi alien*. Udah gitu pilihan menunya banyak, murah, dan ada menu jamu, haha!. Harga minuman mulai dari Rp 3.500 - Rp 65.000 (Kopi Luwak). Kopi-kopi lokal kaya' Kopi Jawa, Papua, Bali, Toraja Aceh harganya mulai dari Rp 7.000. Tapi aku lupa tanya, ada Kopi Sido Mulio/Sido Mukti, kopi legendaris Malang itu atau enggak.

Namanya aja toko buku, tentu saja yang dibeli adalah buku. Udah ngincer 3 buku: Seno Gumira Ajidarma - Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta, Raden Saleh; Anak Belanda Mooi Indie & Nasionalisme, dan satu buku agenda lucu yang covernya beludru item. Dari tiga buku itu, yang buku agenda belum jadi kebeli gara-gara buku diary di rumah stok halamannya masih banyak. Cuman memang bukunya lucu sih, bikin semangat nulis :D. Kemarin  akhirnya beli yang Raden Saleh. Thanks to Nana, karena sebenernya ada temennya yang juga mau beli buku ini tapi karena keburu 'diselamatkan'  jadinya buku ini jatuh ke tangan saya, hehe..

Oiya, yang lucu lagi dari Kedai Sinau, di sini 'kreseknya' diganti sama tas kertas koran. Waktu saya ke sana, stok tas kertasnya lagi habis jadi nungguin Mas kasirnya bikin tasnya dulu. Gak pake tas gpp sih sebenernya, cuma karena di sana kebetulan muterin Foo Fighters - Walking After You, jadi nunggu bentar gpplah. Dengan telaten Mas kasir yang manis ini bikin tas kertas dan hasilnya rapi lho..


Yang di pojok kiri bawah ini nih tas kertas korannya. Lucu ya? :D. Ya sudah gitu aja cerita main-main ke Kedai Sinau-nya. Kapan-kapan kalo jadi diskusi serius mbahas alien, piramida Garut dan mesin waktu di sini, akan saya ceritakeun. Dadaaah...

*kenapa alien? ya kenapa tidak?

4 comments:

Anonymous said...

asyik juga... kreatif.

Anonymous said...

eh ada yan baru ternyata..uhuk

nophindahoz said...

ada beras kencur ga? :D

ratih adiwardhani said...

ada dong :D