#Ngeroweng

by - May 17, 2011

Kemarin baca #klutwit dari @metta_ds tentang Budhism di masa orde baru (lengkapnya baca di sini). Baru tau saya kalo di masa itu ijin membangun vihara susah, punya KTP bertuliskan agama Budha juga susah. Taun-taun segitu kayaknya Pancasila sila pertama masih Ketuhanan Yang Maha Esa, pasal 29 UUD 1945 ayat 2 juga bunyinya masih sama:

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Merdeka darimana, kalo vihara aja sampe harus berubah nama jadi kelenteng padahal jelas-jelas fungsinya beda?. Negara ini memang jago bikin dasar hukum tanpa peduli bagaimana penegakan dan pengawasannya. Dan mungkin saya lupa kalau peristiwa itu terjadi di masa orde baru, dimana "kebebasan" itu mahal harganya.

Sedikit agak out of topic, yang kemarin-kemarin beredar hasil survey dari Indobarometer kalau "rakyat Indonesa merindukan Soeharto" itu ada pemeluk agama Budha yang disurvey nggak? ada keluarga Petrus/korban peristiwa Mei juga nggak?. Kalo ada dan hasilnya tetap sama, saya mulai yakin bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang pemaaf. Atau kalau kata Pangeran Siahaan, bangsa yang pelupa dan permisif.

Nah kenapa saya jadi ngeroweng gini ya, padahal tadinya saya cuma mau ngucapin selamat Waisak.


You May Also Like

0 comments

Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

#Ngeroweng

Kemarin baca #klutwit dari @metta_ds tentang Budhism di masa orde baru (lengkapnya baca di sini). Baru tau saya kalo di masa itu ijin membangun vihara susah, punya KTP bertuliskan agama Budha juga susah. Taun-taun segitu kayaknya Pancasila sila pertama masih Ketuhanan Yang Maha Esa, pasal 29 UUD 1945 ayat 2 juga bunyinya masih sama:
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Merdeka darimana, kalo vihara aja sampe harus berubah nama jadi kelenteng padahal jelas-jelas fungsinya beda?. Negara ini memang jago bikin dasar hukum tanpa peduli bagaimana penegakan dan pengawasannya. Dan mungkin saya lupa kalau peristiwa itu terjadi di masa orde baru, dimana "kebebasan" itu mahal harganya.

Sedikit agak out of topic, yang kemarin-kemarin beredar hasil survey dari Indobarometer kalau "rakyat Indonesa merindukan Soeharto" itu ada pemeluk agama Budha yang disurvey nggak? ada keluarga Petrus/korban peristiwa Mei juga nggak?. Kalo ada dan hasilnya tetap sama, saya mulai yakin bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang pemaaf. Atau kalau kata Pangeran Siahaan, bangsa yang pelupa dan permisif.

Nah kenapa saya jadi ngeroweng gini ya, padahal tadinya saya cuma mau ngucapin selamat Waisak.


No comments: