Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Melawan Kesedihan

Menghadapi kematian orang terdekat ternyata tidak mudah. Meskipun sudah tahu suatu saat itu akan datang, namun sebaik apa pun persiapan saya, pada akhirnya saya tetap luluh dan ikut berurai air mata.

Pagi pertama setelah suami meninggal mungkin adalah pagi terberat yang saya rasakan semenjak menikah. Rasanya masih tidak percaya kalau ia sudah tiada. Saya duduk, tidak mau beranjak dari tempat tidur dan tidak mampu menahan tangis ketika melihat tasbih dan kaca matanya, dua benda yang tidak pernah terlepas darinya selama sebulan terakhir sejak kondisinya makin melemah.

"Jangan dilawan," kata teman saya. Semakin lama rasa sedih itu kita hindari, semakin lama kita dihantui perasaan tersebut. Lalu pagi itu, saya mengakhiri tangisan saya dengan segelas air hangat dan madu. Usai mengirimkan doa untuk almarhum, saya kembali dikuatkan untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa. Saat itu saya berpikir kalau nanti misalnya sedih lagi, ya menangis lagi pun tak apa-apa.


Untungnya dukungan dan doa dari keluarga terdekat membuat saya tidak terlalu lama tenggelam dalam kesedihan. Keesokan harinya dan seterusnya semua terasa membaik. Ketika harus kembali ke rumah sakit tempat suami dirawat untuk terakhir kalinya, perasaan saya kembali campur aduk. Namun setelah di sana, bertemu dengan para perawat yang menemani saya di hari-hari terakhir bersama suami, alhamdulillah tidak terjadi "drama" berlebihan. Selesai mengambil berkas yang tertinggal, saya meminta maaf atas kesalahan suami saya selama dirawat, lalu pulang. Semua berjalan lancar meskipun tentu saja masih diselimuti duka.

Setelah ini, masih banyak PR dan rencana-rencana yang harus dikerjakan. Masih ada masa depan Samirayyan yang harus diperjuangkan. Rasa sedih itu pasti masih akan datang dan pergi namun tak perlu dirasakan berlarut-larut. Lebih baik energinya digunakan untuk mendoakan dan menyiapkan langkah-langkah selanjutnya.

Let's move on....










Selamat Ulang Tahun Samirayyan

Halo anakku tersayang Samirayyan..

Selamat ulang tahun yang kedua ya, semoga jadi anak soleh, berbakti pada orang tua dan berguna bagi orang banyak. Aamiin...

Maaf ya, suasana ulang tahun kali ini sedikit berbeda. Kalau tahun kemarin ada Bapak yang mimpin doa dan potong kue, kali ini ada Ibuk yang gantiin Bapak. Bapak sudah berpulang ke rahmatullah hari Minggu kemarin. Itu artinya Ibuk dan Dek Sam gak bisa ketemu Bapak lagi, tapi kita bisa selalu mendoakan Bapak dan meneladani semua kebaikannya.

Ibuk masih inget dua tahun lalu, 20 Maret 2014 adalah tanggal perkiraan dari dokter untuk kelahiran Dek Sam. Tapi ternyata Dek Sam masih betah di perut ibu sampai akhirnya baru lahir 5 hari kemudian, 25 Maret 2014. Hari Minggu kemarin, 20 Maret 2016, suasananya sungguh berbeda dengan dua tahun lalu. Kalau dulu harap-harap cemas menanti kontraksi, Minggu kemarin Ibuk harap-harap cemas mencari denyut nadi di pergelangan tangan Bapak, berharap denyut itu masih ada, Bapak bisa mendengar suara Ibuk lalu terbangun.

Tapi Allah berkehendak lain. Bapak berpulang dalam tidur lelapnya dengan kondisi sangat tenang. Entah kenapa Bapak harus pergi beberapa hari sebelum ulang tahunmu. Mungkin karena Bapak ingin selalu dekat dengan Dek Sam, atau mungkin Ibuk aja yang terlalu mellow sampai menghubung-hubungkan semuanya, hehe...

Dek Sam, meskipun Bapak nggak ada, tapi Bapak sayang banget sama Dek Sam. Waktu Dek Sam umur sebulan-dua bulan, Dek Sam lebih sering bisa bobok kalo digendong Bapak. Mungkin tangan Bapak lebih mantep ya buat nggendong. Dek Sam juga lebih duluan ngomong "Bapak" daripada "Ibuk". Kalo ibuk ga ada, Dek Sam gak nyariin. Tapi kalo Bapak gak ada, Dek Sam langsung nyariin. "Mana Bapak? Mana Bapak?".

Bapak punya banyak harapan sama Dek Sam. Keinginan untuk membesarkan Dek Sam jadi penyemangat utama untuk sembuh. Bapak pengen ngajarin Dek Sam untuk selalu solat lima waktu berjamaah di masjid. Makanya sejak kecil Dek Sam udah sering diajak solat di masjid. Bahkan waktu Bapak sudah sakit dan sering sesak, Bapak masih berusaha untuk berangkat ke masjid dekat rumah pake kursi roda. Bapak pengen Dek Sam punya semangat yang sama untuk solat jamaah di masjid. Semoga Ibuk bisa membimbing Dek Sam sesuai dengan keinginan Bapak ya...


Dek Sam dan Bapak

Bapak juga orangnya nggak drama. Jadi Bapak gak nyiapin video/ucapan/kado untuk Dek Sam seperti yang di film-film atau novel Sabtu Bersama Bapak. But it's alright—seperti yang Bapak sering bilang—Life must go on. Kita akan belajar untuk melanjutkan hidup tanpa kehadiran Bapak. Kalo nanti temen-temen Dek Sam ke sekolah dianter sama Bapak/Ibunya, nanti Dek Sam bisa dianter Ibuk atau Yangti. Gak papa ya?. Gak usah sedih karena ini adalah jalan yang sudah digariskan oleh Allah. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk umatnya. Mungkin terdengar berat, tapi kalau kita pasrahkan semua pada Allah, insya Allah diringankan. Jangan lupa Dek Sam juga harus rajin mendoakan Bapak. Doa Dek Sam insya Allah jadi amalan yang tidak terputus untuk Bapak.

Selamat ulang tahun Samirayyan Akhtar Muhammad. Seperti namamu, semoga kelak kamu menjadi teman yang menyenangkan di surga bersama Ibuk dan Bapak.

Ibuk dan Bapak sayang Dek Sam.. *cium*

Cara Mudah Membaca Supernova IEP

Sebenernya tidak ada cara mudah membaca Supernova terbaru, Inteligensi Embun Pagi. Kita memang diminta untuk membaca dengan perlahan-lahan sambil mengorek kembali tentang nama tokoh yang hadir. Maklum saja, banyak twist yang disajikan di sini. Untungnya semua disampaikan dengan bahasa-bahasa yang mudah untuk dinikmati.

Soal ceritanya, nah ini dia... ternyata konsep Peretas dalam buku ini mirip dengan konsep Bodhisatwa dalam ajaran Mahayana. Dimana salah seorang tokohnya memilih untuk mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan yang lainnya. Kalau menurut sumpah Bodhisatwa, ia menunda masuk nirwana untuk membantu makhluk lainnya mendapat pencerahan. Supernova, selama ini ternyata tentang kisah perjalanan masing-masing individu untuk mencapai pencerahan tentang siapa mereka masing-masing dan apa peran mereka di dunia.  Tentunya dengan bumbu romantisme, sains dan filosofi yang menarik disimak.

Jadi bacalah dengan seksama Supernova IEP-mu. Sebuah buku penutup yang epik untuk sebuah pencarian yang panjang. Happy reading!.


*NB: Mungkin aku kelewat, tapi apakah kamu menemukan kata-kata 'Inteligensi Embun Pagi' di dalam novel ini?