Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

(Best) Funeral Song

Tiba-tiba keinget lagu Switchfoot yang Yesterday. Menurutku, ini salah satu funeral song terbaik. Gak menye-menye tapi tetep bikin nangis kalo didengerin berkali-kali.

Trus aku baru nyadar kalo lagu ini pas banget buat menggambarkan suasana hari-hari terakhir saya sama @ripcu. Pagi itu kami cuma berdua di rumah sakit, nggak ada tanda apa-apa, lalu dia pergi dengan tenang. Bahkan saya nggak denger nafas terakhirnya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

I'm alone for our last goodbye
But you're free...


Rest in peace, @ripcu. Pergilah dengan tenang. You're free now. Sorry kalo sesekali masih mellow. Malam ini sudah mulai tarawih, besok insya Allah sudah mulai puasa. Kami insya Allah akan selalu mendoakanmu. Yang tenang di sana ya Pak.


***

Switchfoot - Yesterday

Flowers cut and brought inside
Black cars in a single line
Your family in suits and ties
And you're free

The ache I feel inside
Is where the life has left your eyes
I'm alone for our last goodbye
But you're free

I remember you like yesterday, yesterday
I still can't believe you're gone, oh...
I remember you like yesterday, yesterday
And until I'm with you, I'll carry on


Lagu Apa Yang Akan Kamu Nyanyikan Sampai Tua Nanti?

Keluarga saya yang dari Solo ini suka banget nyanyi-nyanyi. Setiap ada acara kumpul-kumpul, pasti ada aja yang ngajakin nyanyi. Waktu saya kecil, acara ngumpul lebaran jadi salah satu acara yang ditunggu oleh papa, pakde dan om-om saya karena pasti mereka udah pada siap buat nyanyi bareng. Seringnya papa saya kebagian tugas ngiringin pake keyboard, trus yang lain pada nyanyi. Pernah tuh sampai dimarahin Yangti karena begadangan sampe jam 3 pagi, isinya cuma nyanyi dan maen kartu.

Setelah papa saya meninggal 2003 lalu, tradisinya jadi berubah. Yang bawa keyboard plus ngiringin sudah bukan papa, tapi gantian para sepupu saya. Sayangnya tradisi ini lama kelamaan luntur seiring dengan perkembangan generasi kami ini yang berkembang biak dan makin rempong kalau harus bawa keyboard di saat mudik. Tapi tentu saja om-tante-pakde-bude saya tetap menyanyi, apa pun acaranya, as long as we're happy.

Weekend kemarin, saya, Mama dan Dek Sam berangkat ke Solo untuk acara keluarga. Dan seperti biasa, begitu acara inti selesai, om-tante-pakde-bude sudah siap antre untuk nyanyi. Malah mereka lebih mentingin nyanyi daripada antri makanan (maaf kalau beda prioritas dengan saya).

Yang menarik adalah pilihan lagu mereka tetap sama. Ada Autumn Leaves, trus lagu Benyamin Sueb yang Malam Minggu, dan lain-lain. Itu adalah lagu-lagu andalan yang selalu mereka nyanyikan di setiap acara. Kebayang gak sih, dari mulai lagunya dirilis sampai puluhan tahun berikutnya, mereka ga pernah bosen dengerin dan nyanyi lagu-lagu tersebut.

Trus saya jadi mikir... Ada gak lagu jaman sekarang yang kualitasnya sama kayak lagu-lagu 'evergreen' itu?. Ya memang feelnya beda banget antara lagu-lagunya Everly Brothers, Carpenters, Beatles, Bee Gees, Simon & Garfunkel jika dibandingkan dengan musik-musik 90an. Tapi sebenernya lagu-lagu 90an juga menurut saya legend karena saya tumbuh bersama lagu-lagu tersebut. Tapi ada hal lain yang membuat musik-musik di tahun sebelum saya lahir itu punya kekuatannya sendiri.

Kalau saya disuruh milih lagu apa yang ga akan bosen-bosen saya dengerin, saya milih lagu yang ngingetin ke masa kecil saya seperti Richard Cocciante - Just For You (ini lagu bagus tapi kesannya jadi sedih banget anjir), Bee Gees - Spicks and Specks, atau kalau ke yang agak masa kini ya Iwan Fals - Yang Terlupakan, Natasha Bedingfield - Somewhere Only We Know (Keane cover), Time After Time, semacam itu.

Nah tapi kalau disuruh nyanyiin.. mm... ga tau juga.

Kalau kamu, lagu apa yang akan kamu nyanyikan sampai kamu tua nanti?.