Pengisi Daya

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa mencintaimu ini sebenarnya urusan mudah.  Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi setiap berada d...

Main ke Rumah Temen Yuk! Biar Dibikinin Indomie Telur Asin...

Indomie itu menggoda sekali ya? Mau yang kuah maupun yang goreng, semua sama enaknya. Apalagi kalo dibikinin. Ya kan?.

Sejujurnya, saya udah lama banget ga makan mi instan. Ada kali 5-10 tahunan. Tapi waktu ada ajakan makan Indomie dari Ule, kok rasanya susah nolak ya :D. Long story short, saya dan temen-temen sudah ada di sebuah warung yang namanya cukup unik: Rumah Temen. Mottonya pun cukup pede bersaing di antara sesama warung Indomie yang sudah lebih dulu eksis: We Take Indomie to the Next Level. Ciyee... 👏

Yang dimaksud next level di sini, menu Indomienya disajikan ga cuma mie doang, tapi kamu bisa pesen ditambahin sosis, kornet, keju, atau komplit semua plus keju mozarella. Ugh... . Kalo kamu doyan pedes, coba aja tambahin sambel. Mereka punya Indomie level 1-5 dengan aturan level 1 berarti 1 sendok sambal, dan seterusnya sampai level 5. Dan ini pedesnya ga bohongan. Waktu awal opening aku udah nyobain level setengah dan rasanya beneran pedes. Untungnya minuman di sini seger-seger. Ada Es Cincau, Es Leci, Es Manado, Milkshake dan Jus macem-macem.

Who can resist Indomie goreng telor kornet (with extra chili)?

Gak lama berselang dari openingnya Rumah Temen, aku ke sana lagi bareng temen-temen geng makan-makan hore. Kali ini yang bikin seneng adalah.... udah ada Indomie Telor Asin di Rumah Temen!. Menu baru ini memang belum dicetak di daftar menu, tapi bisa pesen langsung ke waitressnya. Mo Indomie goreng atau kuah, bisa dibikin versi telur asinnya. Om nom nom nom...

The legendary Indomie Telor Asin! Kiri yang kuah, kanan yang goreng

Selain Indomie, mereka juga punya menu Nasi Goreng, Roti Bakar dan snacks lainnya. Harganya? Semua di bawah 15ribu Rupiah. Enak dan murah bingit kaan?. So yes, kalo lagi pengen makan Indomie, main-mainlah ke Rumah Temen. Saya sih rencananya akan ke sana lagi nyobain mie mozarella, atau mungkin akan pesen lagi Indomie Goreng Telor Asin. Gak usah nunggu musim hujan, karena makan Indomie ga kenal musim, hehe..

Nyobain kamera 360 derajat. Lucu juga yak :D
Oh iya, apakah kamu merasa nama Rumah Temen ini cukup catchy? Saya sih iya, sampe pernah bikin bingung dua supir Gojek. 




Rumah Temen
Jl. Trunojoyo 1 Malang
10.00-22.00
IG: @rumahtemen_mlg

11 November

11.11

Will always be the day we remember with mixed feeling. Not only for now, 5 years ago, or till i don't know when. 

I still remember how painful and miserable i was, while i'm supposed to be very happy because it's your wedding day. I wanna ran to hug you, i wanna shed my happy tears for you but it turned out to be a very painful tears.

And nothing much has changed 5 years later. Or is it even worse?.

Do you remember i once said, "everything about you is about love and hurt at same time". It's always feels like that and i still don't know how to overcome it. The more you say i love you, the more we know that we're actually in love, the more we know that we can't ever be together.

I wanna say maybe we should never meet again but we learned that long distance can't easily buried our feelings. Just because we never meet, doesn't mean we don't love each other anymore. Sometimes this feelings are growing stronger.
  
Maybe you shouldn't say i love you. Maybe i shouldn't say i love you too.

***
Oh crap. I need some distraction

(Meanwhile, the sad truth is... i'm still loving you)



Cinta Yang Terlambat Sampai

Ini adalah kisah tentang dua orang yang saling menyayangi namun memilih sembunyi-sembunyi. Sembunyi dari perasaan mereka sendiri hingga pada akhirnya terlambat mengakui. Waktu benar-benar tidak berpihak pada mereka. Yang bisa mereka lakukan hanyalah mengais-ngais kenangan lama dan mencari celah pada lipatan waktu. Untuk bertemu, menuntaskan rindu.

Tak ada waktu untuk menoleh lagi ke belakang. Tak ada gunanya menyalahkan apa dan siapa. Kini, mereka harus siap untuk kehilangan lagi, tak peduli seberapa besar rasa sayang yang mereka punya.


Cinta Sebatas Kenangan



Aku iba pada cinta kita yang serba terlalu.
Terlalu lama menunggu. Terlalu lama mengaku.
Terlalu lama sembunyi. Terlalu lama membohongi diri sendiri.

Katakan.

Apa menurutmu cinta yang bertumpu pada kenangan layak diperjuangkan?.



Patah Hati Terhebat

Setelah kudengar cerita tentang mereka yang patah hati. Setelah-kuingat-ingat lagi ceritaku kemarin-kemarin. Aku sampai pada kesimpulan bahwa patah hati terhebat yang pernah aku rasakan adalah bukan saat dia memilih perempuan lain juga bukan saat ditinggal nikah.

Tapi saat masing-masing dari kami tahu bahwa kami saling menyayangi, hanya saja semuaya terlambat.

Ga Enak Badan

Dulu tuh ya, orang cerita apa aja di blognya. Hari pertama masuk sekolah, diceritain. Lagi suka nonton apa, diceritain. Lagi naksir siapa, diceritain. Kalo sekarang kayaknya penulis blog temanya udah mulai mengerucut. Misal: Blognya si ini, fokus ke kuliner. Blog si itu fokus ke parenting. Blog yang onoh fokus ke review gadget. And i? Ya masih tetep aja dari dulu kaya gini blognya. Lagi pengen curhat ya curhat. Lagi pengen puisi-puisian ya bikin. Lagi dengerin lagu enak ya ditulis. Lagi ga enak badan kaya sekarang? Ya ditulis juga.

Sebenernya kangen juga baca blog yang model kaya gitu, yang isinya semua-mua diceritain. Dulu sih ada yang menganggapnya annoying. Karena "ih siapa juga mau tau lo sehari-hari ngapain aja", atau "ya urusan lo deh kalo di kantor lo bos lo galak" semacam itulah. Apalagi sekarang ada Twitter atau Path. Komen-komennya berubah jadi "Duh gitu aja ditulis di blog", hahaha.

Tulis aja apa yang kamu mau, dan di mana aja. Kalau lebih suka ditulis di blog ya di blog, kalau lebih suka di Path ya di Path, atau Twitter. Kalau aku lagi suka nulis review film di Path nih, haha. Kapan itu nulis tentang lagu Michelle-nya Beatles di Path. Trus beberapa waktu lalu nulis review Bangkit!-nya Vino G Bastian dan Suicide Squad juga di Path. Padahal untuk dibaca di Path lumayan juga, 3-4 paragraf panjang gitu sih. Tapi kadang emang lebih enak ditulis di Path karena.. mm... i dont know, lebih gampang aja mungkin?. Dan juga lebih ada yang baca dibandingkan di blog, hahahaha. Yah nanti lah kalo aku sempat review-reviewnya aku rewrite di sini ya.

Sekarang soalnya lagi ga enak badan.

Kenapa ya.. dua malem lalu sih pusing banget. Aku minumin paracetamol. Agak demam juga. Tenggorokan agak merah sih, kayak mau batuk atau pilek tapi ga ada tanda-tanda lagi nih. Jadi bingung mau diobatin batuk apa pilek. Tapi telinga kadang brebek-brebek kayak kalo lagi pilek. Tapi idung ya normal-normal aja. Batuk juga enggak. Tenggorokan juga normal, ga sakit kalo dibuat nelan. Jadi aku minumin madu aja. Semoga sih besok-besok baikan. Rasanya ga enak banget soalnya.

Sudah ya aku bobo dulu. Kamu yang baca ini, jaga kesehatan.

Current Addiction: Rubik!

Yeeha!

Sebenernya udah lama banget pengen mainan rubik. Sejak pertama kali liat rubik, saya pikir ini orang-orang kurang kerjaan apa yah mainan ginian. Siapa suruh mainan kubus yang sisinya udah sama gitu diobrak-abrik, trus dipikirin lagi caranya buat ngembaliin ke sisi-sisi sewarna semua. Gila apa?. Waktu itu saya lupa kelas berapa, tapi yang jelas udah diajarin tentang probabilitas dan permutasi di sekolah. Dan dari pelajaran itu tau kalo kombinasi rubik yang diacak-acak itu bisa sampai 43 quintillion atau lebih tepatnya 43.252.003.274.489.856.000 kemungkinan.

Mules gak lo liat angkanya?.  Kalau itu duit mungkin akan terlihat lebih menarik ya?.

Jadilah saat itu saya merasa bahwa menyelesaikan rubik itu adalah hal yang gak masuk akal dan kalau memungkinkan, baru bisa diselesaikan dalam waktu yang sangat lama. Udah desperate duluan mikirnya, haha.

Lalu tibalah pada era internet merajalela. Sekitar tahun 2005an, secara ga sengaja nonton video kompetisi rubik di YouTube, and i was amazed. Oh ternyata beneran ada yang bisa nyelesaiin rubik ini selain si Rubik, pencipta game kubus ini sendiri. Tapi keinginan untuk bermain rubik saat itu rasanya masih dikalahkan dengan seru-serunya kuliah dan main bersama teman-teman. Rubik kembali jadi mainan yang tidak tersentuh.

Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, saya ke mall dekat rumah untuk belanja bulanan. And then i saw it. Mainan kubus kecil warna-warni itu menarik perhatian saya lagi. Karena tiba-tiba merasa tertantang, jadinya saya beli aja deh itu rubiknya.

Gimana caranya mereka nemuin rumus rubik ya?

Begitu nyampe rumah, saya segera googling tentang rubik. Banyak yang menyebut punya solusi bisa menyelesaikan rubik 3x3 hanya dalam waktu 20 menit, atau hanya dalam sekian langkah. Erno Rubik, pencipta rubik aja baru bisa menyelesaikan rubik dalam waktu sebulan. Entah dia menghabiskan waktu berapa jam sehari untuk menyelesaikan rubik, teka-teki yang ia ciptakan sendiri.

Dari tulisan-tulisan yang saya baca, ada banyak sekali cara untuk menyelesaikan rubik. Banyak guys. Bukan satu atau dua. Salut saya dengan mereka yang nemuin cara nyelesaiin rubik. Kalian luar biasa. Salah satu cara yang populer adalah pake notasi Singmaster. Singmaster ini nama orang yang nemuin 'rumus' nyelesaikan rubik 3x3x3. Intinya, dengan notasi itu kita bikin rubik jadi bentuk cross di salah satu sisinya. Lalu kita samakan warnanya di satu sisi tersebut, lalu selesaikan layer per layer hingga setiap sisi jadi satu warna yang sama.

Bingung? Haha sama. Waktu itu sih saya baca-baca di blog-blog tutorial macam ini, ini atau bisa juga di sini. Ada videonya juga biar makin gampang belajarnya. Sekarang saya sih masih dalam tahap bikin cross yang bener (karena ternyata crossnya ga sembarangan). Nanti kalau udah selesai saya update lagi ya ceritanya, hahaha.

Dan selama belajar menyelesaikan rubik ini saya belajar bahwa masalah rubik ini ternyata dekat dengan kehidupan kita. Kadang kita nemuin masalah yang kita gak tau nyelesaiinnya gimana. Ada banyak banget kemungkinan solusinya. Tapi sebenernya cara menyelesaikannya sama: satu per satu, sisi demi sisi. Kita cuma butuh pikiran yang lebih jernih, tujuan yang jelas, kegigihan dan semangat pantang menyerah. Sedikit life hacks juga boleh...

Sama kan kayak ngadepin masalah hidup? So, selesaikan :D

Mom Knows Best

(Playing Christina Perri - Distance on repeat)

Mom (M): "What is it?"
Daughter (D) : "W..what?"
M : "You. And the song"
D : "Oh nothing. This song just get stuck in my head lately"
M : "Oooh..." (unsure)
D : "Should i turn off the repeat button?"
M : "No it's ok, take your time..."



Mmmm Coffee Malang: Bikin Betah Gak Mau Pulang

Malang lama-lama makin mirip Bandung. Mulai dari perbaikan taman-tamannya, budaya kreatif yang mulai berkembang, juga kafe-kafe lucu yang mulai banyak ditemui di beberapa sudut kota Malang. Salah satu yang menurut saya menarik adalah Mmmm Coffee. Tempatnya di Jalan Basuki Rahmat, sebelah Bima Bakery, deretannya Prima Net.

Pertama kali tau Mmmm Coffee dari geng #ngopiyuk yang sering ngopi di sana. Dari foto-foto yang mereka posting, tempatnya kayaknya homey dan kuenya lucu-lucuw, hehehe. Penasaranlah daku.. Cuma sayangnya belom ada waktu yang pas aja buat ke sananya.

Pesan di sini Pic: Kak Rad
Sampai akhirnya libur lebaran tiba. Kebetulan kakakku diajakin ke Mmmm juga sama temennya, jadilah Saya, DekSam, kakak saya dan estrinya ngopi-ngopi lucu ke sana. Dan ternyata.. tempatnya emang lucu banget, hihihi. Secara dekorasi, agak-agak industrial apalagi di lantai atas. Lampunya temaram tapi terang. Furnitur minimalis, coffee barnya juga nyaman. Pertama masuk aja rasanya sudah hangat dan punya feeling kalau bakalan betah lama di sini.


Pixelate wall (lantai atas) Pic: Kak Rad



Industrial wall (lantai atas) Pic: Kak Rad
Dan bener aja. DekSam bisa main mobil-mobilan dengan tenang. Ownernya ramah banget, DekSam main-main di deket tempat snack juga dibolehin (padahal itu tempatnya kaca, mehehehe). Mau nglesot-nglesot sama Omar, anaknya Mas Dandi dan Mbak Irene-temennya kakakku- itu pun bebaaas. Santai banget lah pokoknya suasananya.

Omar dan Decam Pic: Mas Dandi

Kalau soal menu, waktu itu saya pesen Iced Chocolate karena saya kan gak minum kopi. Saat itu pilihan snack on the tablenya ada Brownies, Pie Sokelat, dan Kue Keju Gondrong. Sebenernya saya ngincer Pie Sokelat, tapi DekSam udah keburu ngincer Brownies. Tapi akhirnya kami pesan dua-duanya dan tebak siapa yang bertambah gendut hanya karena cake tersebut?.  Dan rasanya enak. Dua-duanya ga terlalu manis. Di kesempatan lain, saya nyobain Apple Pie-nya dan ini juga ga kalah enak. Rasanya seger, disajikan dengan satu scoop es krim vanilla. Cocok banget kayaknya buat temen minum kopi. Harga makanan dan minuman juga ga terlalu mahal, mulai dari Rp 25.000an.

Dana & me enjoying mmmm Pic: Kak Rad
So, kalau kamu pengen nyantai sama temen-temen atau sendirian, mau ngobrol ringan atau ngebahas kerjaan, kamu bisa mampir ke sini deh. Buka dari jam 3 sore - 11 malem, cuma kalo hari Minggu buka dari 12 siang-12 malem. Ajak aku juga gapapa loh... hahaha... see you there!.


Cobalah Untuk Lebih Sabar

Tulisan kali ini adalah tulisan dari sudut pandangku sebagai ibu. Halo ibuk-ibuk yang anaknya susah makan mana suaranya?.

Sebagai ibu, rasanya pasti gemes ngeliat anaknya susah makan. Sudah disiapkan menu spesial, tapi si anak gak mau makan. Malah lebih tertarik bermain ataupun makan kerupuk. Kalo makan kerupuk doang gizinya dari mana nak? Hiks.

"Coba nasinya dikasih kerupuk". Of course i did. Kalo Dek Sam lagi makan emang kadang ditambahin kerupuk biar dia mau makan. But you know anak-anak itu tidak bisa diakali gitu saja. Yang dimakan tetep kerupuknya aja. Nasi dan lauk? Gak selalu mau.

"Coba dimasakin menu kesukaannya". Ini memang trik yang sering manjur. Tapi ya gak selalu juga. Gimana kalau udah dimasakin menu kesukaannya, Dek Sam tetep gak mau makan?. Dan saya juga tipe orang tua yang mengajarkan anak untuk makan apa yang ada di rumah. Jadi apa yang ada disiapkan di meja makan ya itu yang akan kita makan. Bukan berarti ga boleh jajan di luar sih. Cuma saya pengen mengajarkan anak tentang mensyukuri apa yang ada. 

"Coba lebih sabar dan telaten". Pertama kali denger saran ini dari mama saya, saya merasa 'apakah saya selama ini tidak cukup sabar untuk menghadapi anak yang susah makan?'. Apakah ganti menu sarapan 3 kali sampai anak mau makan itu masih kurang sabar?. Apakah menyuapinya sambil ngider ke sana kemari itu masih belum benar?. Agak-agak gimana gitu juga sebenernya dibilang begitu. Tau kan rasanya ketika kita merasa sudah memberikan segalanya tapi ternyata masih dianggap kurang?.

I just don't expect that feeding kids could be this frustrating :D.

Tapi kemudian saya mikir lagi: Gimana kalau memang benar saya yang kurang sabar?. Lalu saya mencoba saran mama saya. Saya melebarkan batas sabar saya ketika menyuapi Dek Sam. Saya mencoba menungguinya makan, sesuap demi sesuap. Sama aja seperti kegiatan makan di hari-hari sebelumnya, cuma kali ini saya lebih sabar.

And guess what, walaupun makannya gak lebih banyak dari biasanya, tapi Dek Sam sepertinya lebih menikmati suasana saat makan. And i guess itulah yang terpenting dari kegiatan menyuapi si kecil. Dia merasa nyaman. Ga masalah kalau dia cuma mau makan sedikit. Mungkin emang dia maunya cuma segitu?. Mungkin emang dia lagi belom mau makan sekarang?. Dan berbagai kemungkinan lainnya yang ternyata solusinya hanya butuh kesabaran dan pengertian ibunya.

Tentu saya juga ingin Dek Sam bisa disiplin soal jadwal makan. Tapi saya rasa bisa diatur pelan-pelan. There, i increase my patience.

Bagi ibu-ibu yang punya anak yang sudah mulai makan, mungkin ibu-ibu sudah sering mendengar persoalan anak yang susah makan beserta solusi lainnya. Jika ibu-ibu merasa memang sudah melakukan berbagai tips dan trik tapi hasilnya masih sama aja, mungkin kita cuma perlu lebih bersabar aja. You're not alone, moms.. *tos dulu lah kita.

Anyway, saya pikir resep coba lebih bersabar ini gak cuma berlaku untuk menghadapi anak yang susah makan, but to EVERY problems we're facing of. Dan pertanyaan ini jadi sering saya tanyakan ke diri sendiri: Sudahkah saya lebih bersabar?.

Tumpah Ruah Rasa di #Tribute2ERK

Jumat adalah saatnya mengganti playlist saat kerja dengan lagu-lagu yang lebih santai. Pagi ini, di saat saya masih bingung akan mendengarkan lagu apa, akun Twitter Efek Rumah Kaca menginfokan hal menarik: 14 lagu dari 14 partisipan terpilih dalam event #Tribute2ERK sudah dikompilasi dan bisa didownload gratis di . Reaksi pertama saya: "Wow keren... langsung download ah". Reaksi kedua saya: "#Tribute2ERK ini apaan?".

Jadi ternyata kemarin Ripstore.Asia dan Creative Common Indonesia bikin gerakan #Tribute2ERK: Cover Song Challenge. Kita bikin lagu cover ERK, trus kirim ke mereka, nanti berdasarkan penilaian juri dan voting akan dipilih 14 lagu yang akan dikompilasi dalam satu album. Album tersebut akan dirilis dan disebarkan secara digital pada tanggal 14 Juli, bertepatan dengan #NetLabelDay. Terus terang kemarin-kemarin sih saya ga tau kalau ada event ini, tau-tau udah rilis aja, hehehe.
Foto: Twitter.com/efekrumahkaca
 



Serunya event seperti ini adalah semua golongan bisa ikut, mulai dari musician bedroom sampai selevel Puti Chitara juga bisa ikut. Ada Christabel Annora (Ista), musisi lokal asal Malang juga alhamdulillah kepilih lewat lagu Desember-nya. Lagu Desember versi Ista ini juga bisa didengarkan di album solo perdananya, Talking Days. (Nanti saya review albumnya Ista di blog ini juga deh).

Eh tapi lagu Desember di album ini gak cuma punya Ista aja, ada lagi lagu Desember dengan versi yang lain, dibawakan oleh Tashoora. Punya Tashoora ini lebih light dan swing. Gemes dengerinnya :D. Track list selengkapnya bisa diliat di sini:


Dari 14 lagu ini saya bilang kalau semuanya enak-enak, kecuali Di Udara. Saya belum pernah dengar lagu-lagu Karnivulgar yang lain, tapi Di Udara milik mereka ini saya cuma bisa menangkap 'noise'nya aja. Tapi saya gak bilang konsep lagu seperti ini jelek ya, tetep aja ini aransemen yang kreatif. Sayangnya saya jadi gak dapet feel keberanian dan ketegasan seperti nilai yang terasa di versi aslinya.

Laki-Laki Pemalu dari Salma Nurul & Muhammad Ilham jadi versi folk yang lucu banget. Sedangkan kalau versi LastElise jadi agak alternative rock gitu. Trus kamu pernah ngebayangin lagu ERK jadi keroncong ga? Ternyata keren lho. Di album ini ada Cinta Melulu dari O.K Bro dan Menjadi Indonesia dari Hamzah Bagja Kusuma. Dengerinnya jadi berasa adem.

Sebelah Mata jadi lebih danceable dan kekinian (ini EDM gak sih?). Jalang jadi lebih eksperimental. Mosi Tidak Percaya jadi lebih cadas dan lebih marah-marah. Cipta Bisa Dipasarkan jadi Puti Chitara banget. Jangan Bakar Buku jadi lebih progresif tapi playful, sedangkan Kamar Gelap lebih electropop kayak Portishead gitu. 
 
Salah satu lagu favorit saya, Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, meskipun gak terlalu banyak berubah dari versi aslinya tapi karakter vokal Fiersa Besari yang agak serak ini memberi suasana berbeda. Overall, ini album yang segar dan kayaknya asyik untuk didengarkan di hari Jumat atau buat menemani nyetir di jalan.

Jikalau sampai kamu membaca kalimat ini dan kamu belum download juga, wah ngapain aja dari tadi? Kan sudah dikasihin linknya di atas. Mendingan kamu buruan download lagu mereka di sini :

#HappyFriday
#FreeDownloadFriday






Aku Harus Menulis Tentang Kamu, Tentang Kita

Aku harus menulis tentang kamu, tentang kita. Agar ada yang kuingat tentangmu, sebelum waktu membuatku lupa. Aku harus menulis karena ini terasa lebih mudah diungkapkan daripada kita harus bertatap mata.

Aku harus menulis tentang kamu, tentang kita. Tapi aku sungguh tak tahu mulai dari mana. Atau kutulis saja bahwa kita adalah dua manusia yang bodoh untuk urusan cinta?. Harus menyembunyikan perasaan sekian lama, lalu mengakuinya di saat semua sudah terlambat?.

Seperti ujarmu beberapa waktu lalu, bahwa kita sudah telanjur saling mematahkan hati masing-masing. Tapi ternyata kita masih memberi ruang dan waktu untuk membiarkan apa yang kita tinggalkan dulu, tumbuh perlahan-lahan.

Katakan padaku kisah kita ini harus berakhir seperti apa, karena aku harus tetap menulis tentang kamu, tentang kita.

Libur Lebaran: A Simple Happiness

Tadinya kukira lebaran tahun ini akan jadi lebaran yang memilukan bagi aku dan Dek Sam. Sebagai keluarga kecil, ini adalah lebaran pertama kami tanpa kehadiran Bapake Dek Sam. Sempet mikir jangan-jangan nanti aku cengeng nangis ga berhenti-berhenti waktu salat Id?. Yah maklum. Saya ini gampang banget nangis kalau ada cerita-cerita sedih atau mengharukan gitu.

Tapi alhamdulillah, saya gak nangis sama sekali saat lebaran. Rasa sedihnya ada, tapi rasa bahagia berkumpul bersama keluarga, ngeliat tingkah lucunya Dek Sam itu sangat menggemaskan dan membuat saya banyak-banyak bersyukur. Alhamdulillah keluarga saya sangat suportif, jadi saya makin semangat dengan kehadiran mereka.

Kalau direkap, lebaran kali ini malahan saya merasa sangat enteng dan tanpa beban (tolong dicatat saya bukan bicara soal berat badan ya, kalau soal itu itungannya laen lagi *hiks). Semua yang ingin saya lakukan selama lebaran alhamdulillah bisa terlaksana. Mulai dari pengen nonton film-film lebaran, pengen jalan-jalan ke Surabaya, pengen maen ke kafe-kafe lucu, bahkan saya juga bisa silaturahmi dengan temen-temen yang udah lama banget ga ketemu.

Singkatnya, saya merasa sangat bahagia, tapi bukan bahagia yang berlebihan. Ada kehangatan merasuk di dada. Ada tawa, peluk dan salam yang membuat hari menjadi lebih indah. Satu-satunya air mata yang mengalir adalah air mata bahagia, air mata penuh syukur bisa menghadapi semua ini bersama-sama. Seketika saya merasa bahwa tak ada yang kurang dalam hidup ini. Malah sebenarnya mungkin saya yang menerima terlalu banyak.

Mohon Maaf Lahir dan Batin :)



Alhamdulillah :)



(Best) Funeral Song

Tiba-tiba keinget lagu Switchfoot yang Yesterday. Menurutku, ini salah satu funeral song terbaik. Gak menye-menye tapi tetep bikin nangis kalo didengerin berkali-kali.

Trus aku baru nyadar kalo lagu ini pas banget buat menggambarkan suasana hari-hari terakhir saya sama @ripcu. Pagi itu kami cuma berdua di rumah sakit, nggak ada tanda apa-apa, lalu dia pergi dengan tenang. Bahkan saya nggak denger nafas terakhirnya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

I'm alone for our last goodbye
But you're free...


Rest in peace, @ripcu. Pergilah dengan tenang. You're free now. Sorry kalo sesekali masih mellow. Malam ini sudah mulai tarawih, besok insya Allah sudah mulai puasa. Kami insya Allah akan selalu mendoakanmu. Yang tenang di sana ya Pak.


***

Switchfoot - Yesterday

Flowers cut and brought inside
Black cars in a single line
Your family in suits and ties
And you're free

The ache I feel inside
Is where the life has left your eyes
I'm alone for our last goodbye
But you're free

I remember you like yesterday, yesterday
I still can't believe you're gone, oh...
I remember you like yesterday, yesterday
And until I'm with you, I'll carry on


Lagu Apa Yang Akan Kamu Nyanyikan Sampai Tua Nanti?

Keluarga saya yang dari Solo ini suka banget nyanyi-nyanyi. Setiap ada acara kumpul-kumpul, pasti ada aja yang ngajakin nyanyi. Waktu saya kecil, acara ngumpul lebaran jadi salah satu acara yang ditunggu oleh papa, pakde dan om-om saya karena pasti mereka udah pada siap buat nyanyi bareng. Seringnya papa saya kebagian tugas ngiringin pake keyboard, trus yang lain pada nyanyi. Pernah tuh sampai dimarahin Yangti karena begadangan sampe jam 3 pagi, isinya cuma nyanyi dan maen kartu.

Setelah papa saya meninggal 2003 lalu, tradisinya jadi berubah. Yang bawa keyboard plus ngiringin sudah bukan papa, tapi gantian para sepupu saya. Sayangnya tradisi ini lama kelamaan luntur seiring dengan perkembangan generasi kami ini yang berkembang biak dan makin rempong kalau harus bawa keyboard di saat mudik. Tapi tentu saja om-tante-pakde-bude saya tetap menyanyi, apa pun acaranya, as long as we're happy.

Weekend kemarin, saya, Mama dan Dek Sam berangkat ke Solo untuk acara keluarga. Dan seperti biasa, begitu acara inti selesai, om-tante-pakde-bude sudah siap antre untuk nyanyi. Malah mereka lebih mentingin nyanyi daripada antri makanan (maaf kalau beda prioritas dengan saya).

Yang menarik adalah pilihan lagu mereka tetap sama. Ada Autumn Leaves, trus lagu Benyamin Sueb yang Malam Minggu, dan lain-lain. Itu adalah lagu-lagu andalan yang selalu mereka nyanyikan di setiap acara. Kebayang gak sih, dari mulai lagunya dirilis sampai puluhan tahun berikutnya, mereka ga pernah bosen dengerin dan nyanyi lagu-lagu tersebut.

Trus saya jadi mikir... Ada gak lagu jaman sekarang yang kualitasnya sama kayak lagu-lagu 'evergreen' itu?. Ya memang feelnya beda banget antara lagu-lagunya Everly Brothers, Carpenters, Beatles, Bee Gees, Simon & Garfunkel jika dibandingkan dengan musik-musik 90an. Tapi sebenernya lagu-lagu 90an juga menurut saya legend karena saya tumbuh bersama lagu-lagu tersebut. Tapi ada hal lain yang membuat musik-musik di tahun sebelum saya lahir itu punya kekuatannya sendiri.

Kalau saya disuruh milih lagu apa yang ga akan bosen-bosen saya dengerin, saya milih lagu yang ngingetin ke masa kecil saya seperti Richard Cocciante - Just For You (ini lagu bagus tapi kesannya jadi sedih banget anjir), Bee Gees - Spicks and Specks, atau kalau ke yang agak masa kini ya Iwan Fals - Yang Terlupakan, Natasha Bedingfield - Somewhere Only We Know (Keane cover), Time After Time, semacam itu.

Nah tapi kalau disuruh nyanyiin.. mm... ga tau juga.

Kalau kamu, lagu apa yang akan kamu nyanyikan sampai kamu tua nanti?.




Things You Do When Your Partner is Not Around

Pagi itu dimulai dengan saya, mama dan Dek Sam bersiap menuju ke Surabaya untuk sebuah acara keluarga. Sengaja pilih berangkat pagi agar bisa lama ketemu saudara dan pulangnya ga kemaleman. Sekitar jam 06.30 kami sudah di jalan menuju Surabaya setelah menyempatkan sarapan di Janur Kuning, Lawang.

Di mobil, saya yang masih ngantuk karena nemenin Dek Sam begadang, memilih untuk tidur sambil mendengarkan iPod. Ini adalah kebiasaan baru sejak menikah dengan bapake Dek Sam. Kalau lagi nyetir sehari-hari, bapake Dek Sam ini sukanya dengerin lagu-lagu dari CD atau flashdisk. Kalau untuk keluar kota, Ripcu lebih suka dengerin iPod. Karena kalau dengerin CD kadang sering males nggantinya :D.

Waktu dengerin iPod itu saya juga baru nyadar kalau di tengah masa sakitnya, Ripcu masih sempat untuk mengupdate lagu-lagu di iPodnya. Dulu sebelum kondisinya makin parah, seingat saya terakhir kali kami dengerin iPod, lagu-lagunya masih jaman kami pacaran. Kemarin, lagu-lagunya sudah lumayan update. Setidaknya sudah ada L'alphalpha yang baru, Polka Wars, Pandai Besi, Taylor Swift album baru, dan lain-lain.

Pertanyaannya adalah... kapan ya ngupdatenya? Padahal kan sejak ketauan sakit itu kami selalu sama-sama. Kok aku gak tau sih. Ripcu juga udah jarang megang komputer, walaupun sempat juga maen GTA V sampe bela-belain beli yang ori. Ah entahlah.

Dulu saya pernah bilang ke Ripcu kalau koleksi lagu di iPodnya kadang absurd. Selalu ada lagu yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Seperti album musikalisasi puisi yang isinya ada Cornelia Agatha, Endah N Rhesa, Nino dan Raisa. Ripcu memang kadang suka baca-baca puisi, but musikalisasi puisi is another thing.

Bahkan setelah tiada pun Ripcu masih bisa ngasih tau saya hal yang baru... :D.

Oh dan satu lagi, iPodnya juga ngeshuffle lagu Radiohead, band kesukaannya Ripcu banget. Dan saya kan susah paham sama musiknya Thom Yorke cs ini.. tapi kemarin saya ternyata bisa juga menikmati lagu-lagu Radiohead. I don't know... kemarin rasanya enak aja gitu Radioheadnya. Saya bahkan survive mendengarkan dua album Radiohead withput complaining. Apa karena saya ngantuk ya? :p.

Apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan adalah... Have you ever realized that when you're partner isn't around you'll be more like them?. Mendengarkan lagu kesukaannya, melakukan apa yang biasanya dia lakukan, bersikap seperti dia biasanya?.

Kenapa bisa gitu ya?.

Lobster, Laugh and Love. Life.

There are many ways to keep yourself sane. Kalau saya salah satunya adalah ngumpul bareng temen-temen. Apakah nantinya kami akan berbagi cerita sedih atau bahagia, yang penting ngumpul dulu. Jadi kalo ada ajakan ngumpul-ngumpul gitu biasanya saya usahakan untuk bisa datang. Seperti acara ngumpul-ngumpul bareng temen-temen BloggerNgalam Minggu malam kemarin. Gak cuma ngumpul, kali ini kami sekalian nyobain warung lobster baru di Malang, namanya Angry Kitchen.

Seperti biasa, sambil nunggu semua personel ngumpul, kami semua ngobrol haha-hihi. Mulai dari update gosip kabar masing-masing, lalu mulailah becanda soal macem-macem. Perlukah saya cerita kalau kami juga baru ngoprek Snapchat untuk pertama kalinya? Haha.. Ya begitulah. Itulah yang terjadi kalau kamu ngumpul sama temen-temen. Pasti ada aja hal-hal bodoh yang dilakukan.

Oh, soal lobsternya.. di Angry Kitchen ada pilihan lobster tawar dan laut. Trus ada pilihan ukuran juga mau yang Biggest (300 gr), Friendship (500 gr), Family (1000 gr). Karena kami menjunjung tinggi persahabatan, jadi kami pilih Friendship, dengan bumbu asam manis dan lada hitam.

Lobster Asam Manis -yang lada hitam ga sempat kefoto-

Rasanya oke sih. Karena lobster, sebagaimana sodara-sodaranya seperti udang, kepiting emang udah enak dari sononya. Sayangnya bumbunya kayak kurang meresap, kurang nendang dan kurang melimpah ruah aja gitu. Jadi kalo buat makan rame-rame, kami jadi rebutan bumbu. Hahahaa...

Bahagia menyambut lobster/IG: Angry_kitchen
See our happy faces? Awawawaw... Itu ada saya, Haqqi, Sheila, Mbak Dian, Bang Sandy, Ical, Mbak Neng, Athya, Inal dan Yaniko. Pokoknya klo urusan makan-makan kami insya Allah bahagia selalu lah. Saya harap kamu pun jangan sampai lupa untuk tetap bahagia dan sering tertawa.

See you at next lobster-and-laugh-date!

Setengah Folk di Folk Music Festival 2016

Malem Minggu kemarin saya mencoba nonton Folk Music Festival yang diadakan di Lembah Dieng. Memang sejak dengar kabar kalau acara ini bakal diadakan di Malang, saya langsung cari info tentang acara ini sebanyak-banyaknya. Acara skala nasional men!. After tastenya kudunya sih mirip-mirip nonton Soundrenaline di kotamu sendiri, hehehe... Asyik kan?.

Setelah nama-nama pengisi acara diumumkan, saya jadi mikir.. "lah kok artisnya banyak yang ga folk?". Coba simak rundown berikut ini:

IG: folkmusicfestival  

Yang genre folk ditaruh di awal-awal aja, hehee.. Setelah WSATCC itu yang folk palingan cuma Tigapagi sama mm... Liyana Fizi?. Entahlah. Serupa dengan Java Jazz yang pengisi acara hanya beberapa nama saja yang memang musisi jazz, saya pikir hal yang sama terjadi juga di Folk Music Festival ini. Bisa dimaklumi lah. Atau mungkin sekarang pertimbangan memilih pengisi acara sudah tidak terlalu perlu dikaitkan dengan konsep acara?. But it's okaaay..... Sebagai penyuka hiburan murah meriah, saya senang-senang saja bisa nonton Liyana Fizi, Danilla, Mocca dan Float, hanya dengan merogoh kocek Rp 40-50 ribu saja.

Lalu tibalah hari H. Seorang teman, @dewinthemorning, sudah mengingatkan saya sejak pagi untuk datang lebih awal, karena takutnya nanti susah masuk ke TKP. Ya sebenernya itu ide bagus sih. Tapi waktu itu saya belum bisa ninggal Dek Sam, jadi saya pikir saya berangkat agak maleman aja gpp deh.

Dan ternyata saya salah. Malam Minggu, saya sudah mulai kena macet dari perempatan Dieng Plaza. Mungkin juga karena bertepatan dengan gegap gempita Starbucks yang baru buka di Malang City Point di sekitaran Dieng. Itu baru di area jalan besar Dieng. Belum lagi di jalan masuk ke Lembah Dieng. Rata-rata mobil yang barengan saya adalah plat W, L, ada juga beberapa plat AB. Saya lupa kalau acara ini adalah skala nasional. Dan benar saja, sekitar 500 meter sebelum Lembah Dieng, sudah mulai berjajar parkiran mobil yang itu artinya parkirannya udah rame banget Cing!. Jajaran parkiran itu ternyata berlanjut sampai hampir gerbang masuk Villa Bukit Tidar. Setelah puter-puter 3 kali dan gak dapet parkir juga, saya akhirnya ngikut mobil-mobil di depan saya yang nekat aja parkir di depan rumah orang meskipun suasanaya gelap banget dan jauh dari pengawasan pak penjaga parkir.

Setelah dapat parkir, mas-mas yang parkir di depan saya tadi ternyata nungguin saya untuk masuk ke Lembah Dieng. Mereka adalah rombongan anak-anak Jakarta yang kuliah di Surabaya dan baru pertama kali ke Lembah Dieng demi menonton Liyana Fizi dan Danilla. Jadi ya sudah kita rame-rame jalan dari parkiran ke tkp. Di tengah jalan, mereka berkali-kali nanya, bener gak sih ini tempatnya... karena menurut mereka ini tempatnya sangat gak biasa untuk ukuran sebuah konser, hahaha. Bagi yang tidak tinggal di Malang dan belum mengenal Lembah Dieng, memang tempat ini agak apa ya.. butuh effort untuk masuk, apalagi kalau ngana parkirnya di luar seperti kami tadi. Harus jalan jauh, naik dan turun lembah, sama seperti namanya. Untungnya karena jalan rame-rame, jadi capeknya gak terlalu berasa.

Dan begitu kami dapat tempat duduk, saya harus mengoreksi kalimat saya barusan. Ngos-ngosan bok!. Setelah duduk, saya rasanya pengen nunduk dan tiduran sambil ngatur nafas. Bahkan ketika rombongan Surabaya tadi nanya, "Ini siapa yang lagi maen?". Saya cuma jawab singkat "Ista". Lalu mereka kembali ngobrol dengan wajah agak bingung. Setelah ga terlalu ngos-ngosan baru saya jelaskan bahwa Ista adalah Christabel Annora, musisi Malang yang kebetulan baru saja merilis album beberapa hari lalu. Ternyata beberapa di antara mereka juga ada yang pernah nonton Ista di sebuah acara di Surabaya, cuma mereka lupa namanya.

Lalu setelahnya.. saya menikmati acara. Especially Danilla dan Float. Danilla ini menggemaskan sekali di atas panggung. Sementara Float.. Cukup memuaskan setelah mereka tampil mengecewakan setahun lalu.

Overall acaranya cukup memuaskan sih. I wish I came earlier, jadi bisa nonton AriReda, Silampukau, dan menyapa teman-teman yang bahkan saya ga ketemu saat bubaran. Next time kalau ada acara di Lembah Dieng lagi saya janji akan datang lebih awal demi lokasi parkiran yang ga bikin ngos-ngosan.

Sampai jumpa di gigs berikutnya!.






AADC2, Film Cinta Yang Sederhana

Ih aku gak pinter bikin judul postingan ya? :D. 

(Gapapa ya.. namanya juga belajar nulis, hehe)

Mau cerita nih. Tadi siang abis nonton AADC2 (Ada Apa Dengan Cinta 2). Jadi di Malang itu film yang ditayangin cuma dua macem: AADC2 dan Captain America: Civil War. Meskipun saya sangat menunggu-nunggu Civil War, tapi saya jauh lebih penasaran dengan AADC2 karena berbagai alasan.

Satu. Film pertamanya, AADC, adalah salah satu film penting di Indonesia. Karena AADC, perfilman Indonesia mulai menggeliat lagi. Sutradara-sutradara mulai semangat bikin film lagi. Bioskop mulai rame film Indonesia lagi. Karena AADC, remaja Indonesia mulai suka puisi. Puisi dan sastra bukan lagi hal yang selalu dianggap 'berat' atau 'picisan'. Referensi mereka soal sastra bukan lagi cuma sastra Pujangga Lama atau Pujangga Baru. Baca buku sastra di perpus atau kantin sekolah bikin kamu terlihat cool, bukan terlihat antik. Musikalisasi puisi bukan lagi monopoli milik Chairil Anwar atau Sapardi. AADC, bisa dibilang ikut mengubah budaya remaja Indonesia saat itu.

Dua. Setelah sukses bikin baper lewat miniseries AADC dan NIC&MAR di LINE, saya gak sabar ngeliat Nicholas Saputra kembali dipasangkan dengan Dian Sastro di AADC2. Kangen coolnya Nicsap dan cantiknya Dian Sastro di layar lebar.

Tiga. Ini film Indonesia. Kalo gak segera ditonton, keburu turun. Apalagi spoiler sudah bertebaran di mana-mana.


Ganteng apa pun model rambutnya/Foto: IG @mirles

Makanya waktu ditawarin Nana nobar AADC2, saya langsung mau. Bahkan waktu itu rencananya mau booking satu studio untuk jam 8 pagi. Saya ayo aja, walaupun akhirnya sih dapet yang jam 12 siang.

Terus gimana filmnya?.

Misi utama film AADC2 ini simpel banget: menuntaskan hubungan Rangga dan Cinta yang menggantung di ending film pertamanya. Sebenernya mereka berdua pacaran nggak sih? Rangga pernah balik ke Indonesia nggak sih?  Gimana hubungan mereka selama ini? Apa yang terjadi setelah mereka ketemu untuk pertama kalinya setelah sekian lama? Dan semua pertanyaan itu terjawab dengan cerita-cerita yang well, masuk akal.

Semua karakter bermain dengan sangat baik. Rangga, Mamet dan Geng Cinta tumbuh dewasa dengan natural. Bahkan ketidakhadiran Alya juga bukan trus jadi 'hilang' gitu aja, tapi masih bisa bikin mereka tetap utuh menjadi geng Cinta.

Selain akting, soundtrack dan scoring di film ini juga bagus. Ada penampilan Mian Tiara di awal film yang harus diacungi jempol. Saya bukan fans Mian Tiara karena musik-musiknya menurut saya depresif. Di film ini, penghayatan Mian Tiara membuat lagunya terasa cantik sekaligus perih.


Dan memang genjrengan gitar lagu Bimbang itu AADC banget ya?. Dengerin lagu ini muncul lagi di AADC2 rasanya kayak lagi naik mesin waktu. Kalau dulu nonton rasanya ikutan galau, sekarang rasanya kayak pengen pukpuk peluk Rangga. Encouraging gitu maksudnyaa.... ehehe.


Yang gak kalah juara adalah puisi-puisi yang dipakai dalam film ini. Puisi ini sangat mewakili perasaan Rangga. Simpel sih, gak mengumbar banyak kata, tapi pas. Sebelum nonton saya sudah beli buku Tidak Ada New York Hari Ini ciptaan M. Aan Mansyur dengan foto-foto oleh Mo Riza. Baru saya baca beberapa halaman dan sudah bisa mendapat mood-nya Rangga saat itu. Kata-kata itu ajaib memang.

Trus apa lagi ya? Oiya, sudut-sudut kota yang ditampilkan ini bagus banget. Suasana kota yang ditampilkan bukan yang biasa kita temui di film-film. Ini kayak lebih intim dan 'secukupnya' aja gitu. Bukan New York yang sibuk walaupun memang tidak pernah mati. Bukan Jakarta yang sekali liat aja udah bikin capek tapi justru langit Jakarta yang indah dan penuh harapan. Jogja yang saya saksikan juga bukan Jogja yang artistik polesan tapi Jogja yang sederhana, hangat dan apa adanya.

Saya berani taruhan. Setelah ini pasti banyak orang-orang yang bikin trip 'Napak Tilas AADC' mulai dari galeri Eko Nugroho, makan sate klathak, nonton Pappermoon Puppet Theatre, sampai main-main ke Punthuk Setumbu. Siap-siap ya warga Jogja dan Magelang :D.

Overall, saya suka filmnya. AADC2 berhasil mengakhiri tanda tanya yang bergulir selama ini dengan pas dan sederhana. Gak kurang gak lebih. Pesan saya, nontonlah film ini di bioskop secepatnya. Kalau perlu nonton lebih dari sekali. Kalau mau ngajak saya juga gpp. Karena saya masih mau banget nonton film ini lagi.

Nonton yuk!. 

Dek Sam Akhirnya Potong Rambut

Soal penampilan, saya ahlinya.

Ahlinya cuek. Hahaha..  since i'm not fashion police, jadi saya ga terlalu mempermasalahkan hari ini mau pakai apa. Selama keliatan matching dan nyaman, ya sudahlah dipakai saja. Soal rambut juga gitu. Selama gak bikin gerah, masih suka modelnya, ya nggak potong rambut XD.

Sampai akhirnya saya punya anak yang rambutnya tipis-tipis gemes. Gemes karena kok rambutnya ga tebel-tebel jadi bingung mau distyling apa. Jadi kalau temen saya yang lain pada pamer foto anaknya cakep-cakep, saya pasrah aja rambut Sam ya segitu-gitu aja.

Rambut Dek Sam ini baru sekali dipotong waktu usianya masih seminggu di acara aqiqah. Yang nyukur bapake, pake clipper. Tapi karena waktu itu ubun-ubunnya masih berdenyut, bapake Dek Sam jadi ga berani nyukur gundul plontos. Katanya sih, itu yang bikin rambut Dek Sam masih tipis sampai sekarang umur dua tahun.

Sejak aqiqah itu, Dek Sam ga pernah potong rambut lagi. Hasilnya rambutnya jadi gondrong gak jelas gitu. Tumbuhnya juga gak rata antara atas dan samping. Yang atas tipis, sementara yang sampingnya gondrong. Jadilah penampilannya seperti ini:

Looks like someone needs a new haircut


Lalu karena saya bingung nyisirnya, jadi saya putuskan untuk membawa Dek Sam ke salon. Padahal niatnya sih pengen ngeliat Dek Sam gondrong kayak Nicsap di AADC, tapi karena gak gondrong-gondrong, jadi ya sudahlah dipotong saja.

Sempat bingung mau potong rambut di mana, akhirnya saya ajak potong di salon Jonathan MOG, sekalian mau ke Samsat Corner bayar pajak mobil. Karena waktu itu hari Sabtu, jadi Jonathan lumayan rame. Sistem di Jonathan, kita pilih kapster dulu. Rangenya mulai dari Rp 65rb-Rp 120rb. Karena waktu itu hari Sabtu, jadi lumayan rame. Setiap kapster antri sekitar 1-4 orang. Beuh.

Saya pilih kapster yang paling bisa motong rambut anak kecil, tapi katanya semua bisa dan telaten ngadepin anak kecil. Waa.. ya sudah kalo gitu milih yang antriannya paling sedikit. Pilihan jatuh ke Mbak Rohmah. Bener juga, begitu milih, ga pake lama langsung giliran Dek Sam.

Kalau untuk anak kecil, disediakan tempat duduk unyu bentuknya kayak mobil-mobilan. Tapi karena Dek Sam gak mau duduk sendiri di situ, jadinya duduk di kursi dewasa aja, tapi dipangku orang tuanya. Baru tau saya kalo bisa gitu :D.

Dek Sam sempet riwil nih waktu di salon. Dia gak mau pake kep (kain penutup badan) sendiri, jadi harus pasrah nanti kalo bajunya kena potongan-potongan rambut. Trus karena saya pangku, saya juga dipakein kep biar baju ga kotor. Dan ternyata Sam gak mau saya dipakein kep. Jadi akhirnya kami sama-sama gak pake kep. Untungnya selama potong ini Dek Sam gak rewel, malah asik ngaca dan ketawa-ketawa sama Mbak Rohmah.

Karena rambutnya tipis, jadi Dek Sam gak lama potong rambutnya, 10 menit saja. Dan gini hasilnya:

Hello, mommy
Hahahahhahaa... gemes deh. Kayak bukan Dek Sam ^^.

Bajunya emang kotor sih kena potongan rambut. Mau ganti baju saat itu juga, tapi saya pikir ga usahlah toh dibersihin pake sikat juga udah ilang.

Jadi gitu deh rambutnya Dek Sam yang baru. Ibuknya mesti sabar nunggu rambutnya gondrong sampe kayak Nicsap, haha.. Buat yang mau ngajak anaknya potong rambut untuk pertama kali, jangan lupa siapin mainan, baju ganti, susu atau cemilan ya!. Selamat potong rambut ^^.

So, Back to Diary?

Kamu suka nulis diary nggak?. Saya dulu suka, banget. Bisa dibilang kebiasaan menulis diary ini sudah saya lakukan sejak SD. Hanya saja saya baru punya satu buku diary khusus ketika SMP.

Menginjak SMA, sejak nonton AADC (entah apa hubungannya) saya malah punya beberapa diary khusus. Pertama, buku diary yang memang saya gunakan untuk curhat. Kedua, buku yang rata-rata isinya adalah prosa atau puisi-puisi pendek. Ketiga, notes kecil yang biasanya saya bawa bepergian. Siapa tahu di jalan pengen curhat, gitu...

Kebiasaan ini berlanjut sampai kuliah, bahkan hingga bekerja. Saya ingat menuliskan jadwal siaran, target pekerjaan, bahkan saya kadang menuliskan alamat website-website informatif yang menunjang pekerjaan. Mungkin saya sesuka itu dengan menulis, jadi apa saja saya tuliskan.

Lalu saya sadari kebiasaan menulis ini berangsur-angsur berhenti sejak menikah. Meskipun sesekali masih menulis di blog atau di laptop, tapi kebiasaan curhat di buku diary ini lama kelamaan hilang. Mungkin karena sejak menikah, saya punya suami tempat saya berbagi. Mungkin karena apa yang saya tuliskan di buku diary kadang adalah harapan-harapan yang mentah, sementara menikah sebenarnya adalah tantangan bagaimana mewujudkan harapan-harapan tadi dengan kerja keras yang nyata. Atau mungkin saya terlalu sibuk beradaptasi dengan kehidupan pernikahan sehingga hobi menulis diary ini harus minggir dulu.

Sepeninggal suami, saya jelas kehilangan tempat berbagi. Memang ada ibu saya, ibu suami saya, serta keluarga dan teman-teman yang lain. Tapi kadang saya ingin berbagi hal-hal sepele yang biasanya saya bagi bersama suami. Hal-hal 'garing-gak jelas-gak nyambung' yang kadang membuat kami berdua tertawa atau malah tidak peduli sama sekali. Hal-hal seperti ini biasa saya tuliskan di diary ketika sebelum menikah. Kini, mungkin saatnya kebiasaan itu kembali lagi.

Baru saja saya berniat membeli diary lagi, tapi saya teringat sesuatu. Dulu ketika single, saya bebas menulis apa saja yang saya mau dan kapan saja. Nah tapi sekarang saya kan sudah punya anak. Ada Samirayyan yang sedang asik-asiknya belajar menirukan omongan yang dia dengar. Kalau saya keasyikan nulis diary di kamar, nanti Dek Sam main sama siapa dong?. Apalagi sekarang ART andalan keluarga kami sudah keluar, kembali ke keluarganya di Tumpang. Jadi urusan beres-beres rumah tangga saya ambil alih. Trus kapan nulis diarynya? :)))).

Yha tapi pasti ada sih waktunya. Kayak sekarang aja saya masih sempat ngeblog sementara Sam lagi asyik main iPad.

Trus gimana, jadi balik nulis diary gak neh?. Ga tau sih. Tapi yang jelas beli diary-nya dulu aja. Just because i love being at stationery. Masalah mau ditulis kapan itu mah gampang. Yang jelas saya juga udah pengen banget ngelatih tulisan tangan saya lagi yang sekarang mulai berantakan akibat lama ga nulis tangan. My handwritings used to be good, you know...


Melawan Kesedihan

Menghadapi kematian orang terdekat ternyata tidak mudah. Meskipun sudah tahu suatu saat itu akan datang, namun sebaik apa pun persiapan saya, pada akhirnya saya tetap luluh dan ikut berurai air mata.

Pagi pertama setelah suami meninggal mungkin adalah pagi terberat yang saya rasakan semenjak menikah. Rasanya masih tidak percaya kalau ia sudah tiada. Saya duduk, tidak mau beranjak dari tempat tidur dan tidak mampu menahan tangis ketika melihat tasbih dan kaca matanya, dua benda yang tidak pernah terlepas darinya selama sebulan terakhir sejak kondisinya makin melemah.

"Jangan dilawan," kata teman saya. Semakin lama rasa sedih itu kita hindari, semakin lama kita dihantui perasaan tersebut. Lalu pagi itu, saya mengakhiri tangisan saya dengan segelas air hangat dan madu. Usai mengirimkan doa untuk almarhum, saya kembali dikuatkan untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa. Saat itu saya berpikir kalau nanti misalnya sedih lagi, ya menangis lagi pun tak apa-apa.


Untungnya dukungan dan doa dari keluarga terdekat membuat saya tidak terlalu lama tenggelam dalam kesedihan. Keesokan harinya dan seterusnya semua terasa membaik. Ketika harus kembali ke rumah sakit tempat suami dirawat untuk terakhir kalinya, perasaan saya kembali campur aduk. Namun setelah di sana, bertemu dengan para perawat yang menemani saya di hari-hari terakhir bersama suami, alhamdulillah tidak terjadi "drama" berlebihan. Selesai mengambil berkas yang tertinggal, saya meminta maaf atas kesalahan suami saya selama dirawat, lalu pulang. Semua berjalan lancar meskipun tentu saja masih diselimuti duka.

Setelah ini, masih banyak PR dan rencana-rencana yang harus dikerjakan. Masih ada masa depan Samirayyan yang harus diperjuangkan. Rasa sedih itu pasti masih akan datang dan pergi namun tak perlu dirasakan berlarut-larut. Lebih baik energinya digunakan untuk mendoakan dan menyiapkan langkah-langkah selanjutnya.

Let's move on....










Selamat Ulang Tahun Samirayyan

Halo anakku tersayang Samirayyan..

Selamat ulang tahun yang kedua ya, semoga jadi anak soleh, berbakti pada orang tua dan berguna bagi orang banyak. Aamiin...

Maaf ya, suasana ulang tahun kali ini sedikit berbeda. Kalau tahun kemarin ada Bapak yang mimpin doa dan potong kue, kali ini ada Ibuk yang gantiin Bapak. Bapak sudah berpulang ke rahmatullah hari Minggu kemarin. Itu artinya Ibuk dan Dek Sam gak bisa ketemu Bapak lagi, tapi kita bisa selalu mendoakan Bapak dan meneladani semua kebaikannya.

Ibuk masih inget dua tahun lalu, 20 Maret 2014 adalah tanggal perkiraan dari dokter untuk kelahiran Dek Sam. Tapi ternyata Dek Sam masih betah di perut ibu sampai akhirnya baru lahir 5 hari kemudian, 25 Maret 2014. Hari Minggu kemarin, 20 Maret 2016, suasananya sungguh berbeda dengan dua tahun lalu. Kalau dulu harap-harap cemas menanti kontraksi, Minggu kemarin Ibuk harap-harap cemas mencari denyut nadi di pergelangan tangan Bapak, berharap denyut itu masih ada, Bapak bisa mendengar suara Ibuk lalu terbangun.

Tapi Allah berkehendak lain. Bapak berpulang dalam tidur lelapnya dengan kondisi sangat tenang. Entah kenapa Bapak harus pergi beberapa hari sebelum ulang tahunmu. Mungkin karena Bapak ingin selalu dekat dengan Dek Sam, atau mungkin Ibuk aja yang terlalu mellow sampai menghubung-hubungkan semuanya, hehe...

Dek Sam, meskipun Bapak nggak ada, tapi Bapak sayang banget sama Dek Sam. Waktu Dek Sam umur sebulan-dua bulan, Dek Sam lebih sering bisa bobok kalo digendong Bapak. Mungkin tangan Bapak lebih mantep ya buat nggendong. Dek Sam juga lebih duluan ngomong "Bapak" daripada "Ibuk". Kalo ibuk ga ada, Dek Sam gak nyariin. Tapi kalo Bapak gak ada, Dek Sam langsung nyariin. "Mana Bapak? Mana Bapak?".

Bapak punya banyak harapan sama Dek Sam. Keinginan untuk membesarkan Dek Sam jadi penyemangat utama untuk sembuh. Bapak pengen ngajarin Dek Sam untuk selalu solat lima waktu berjamaah di masjid. Makanya sejak kecil Dek Sam udah sering diajak solat di masjid. Bahkan waktu Bapak sudah sakit dan sering sesak, Bapak masih berusaha untuk berangkat ke masjid dekat rumah pake kursi roda. Bapak pengen Dek Sam punya semangat yang sama untuk solat jamaah di masjid. Semoga Ibuk bisa membimbing Dek Sam sesuai dengan keinginan Bapak ya...


Dek Sam dan Bapak

Bapak juga orangnya nggak drama. Jadi Bapak gak nyiapin video/ucapan/kado untuk Dek Sam seperti yang di film-film atau novel Sabtu Bersama Bapak. But it's alright—seperti yang Bapak sering bilang—Life must go on. Kita akan belajar untuk melanjutkan hidup tanpa kehadiran Bapak. Kalo nanti temen-temen Dek Sam ke sekolah dianter sama Bapak/Ibunya, nanti Dek Sam bisa dianter Ibuk atau Yangti. Gak papa ya?. Gak usah sedih karena ini adalah jalan yang sudah digariskan oleh Allah. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk umatnya. Mungkin terdengar berat, tapi kalau kita pasrahkan semua pada Allah, insya Allah diringankan. Jangan lupa Dek Sam juga harus rajin mendoakan Bapak. Doa Dek Sam insya Allah jadi amalan yang tidak terputus untuk Bapak.

Selamat ulang tahun Samirayyan Akhtar Muhammad. Seperti namamu, semoga kelak kamu menjadi teman yang menyenangkan di surga bersama Ibuk dan Bapak.

Ibuk dan Bapak sayang Dek Sam.. *cium*

Cara Mudah Membaca Supernova IEP

Sebenernya tidak ada cara mudah membaca Supernova terbaru, Inteligensi Embun Pagi. Kita memang diminta untuk membaca dengan perlahan-lahan sambil mengorek kembali tentang nama tokoh yang hadir. Maklum saja, banyak twist yang disajikan di sini. Untungnya semua disampaikan dengan bahasa-bahasa yang mudah untuk dinikmati.

Soal ceritanya, nah ini dia... ternyata konsep Peretas dalam buku ini mirip dengan konsep Bodhisatwa dalam ajaran Mahayana. Dimana salah seorang tokohnya memilih untuk mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan yang lainnya. Kalau menurut sumpah Bodhisatwa, ia menunda masuk nirwana untuk membantu makhluk lainnya mendapat pencerahan. Supernova, selama ini ternyata tentang kisah perjalanan masing-masing individu untuk mencapai pencerahan tentang siapa mereka masing-masing dan apa peran mereka di dunia.  Tentunya dengan bumbu romantisme, sains dan filosofi yang menarik disimak.

Jadi bacalah dengan seksama Supernova IEP-mu. Sebuah buku penutup yang epik untuk sebuah pencarian yang panjang. Happy reading!.


*NB: Mungkin aku kelewat, tapi apakah kamu menemukan kata-kata 'Inteligensi Embun Pagi' di dalam novel ini?


Life is full of surprises

Life is full of surprises.

Kamu berencana apa, lalu tiba-tiba ada kejadian lain yang membuat rencanamu berubah. Entah rencana yang baru itu lebih menyenangkan atau tidak dari rencanamu sebelumya, tapi yang pasti itu yang kamu jalani.

Kadang kamu masih bisa mengubah arah untuk kembali pada rencana awalmu. Kadang kamu hanya perlu diam dan pasrah mengikuti kemana petualangan selanjutnya.

#nowlistening Homogenic - Kekal